HMI Nilai Banjir Sumenep Akibat Kerusakan Lingkungan, Bukan Sekadar Hujan Deras

- Publisher

Rabu, 14 Mei 2025 - 23:49 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ketua Bidang Partisipasi Pembangunan Daerah Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Sumenep, Sahid Badri. (Doc. TimesIN).

Ketua Bidang Partisipasi Pembangunan Daerah Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Sumenep, Sahid Badri. (Doc. TimesIN).

SUMENEPBanjir yang kembali merendam sejumlah kawasan di wilayah perkotaan Kabupaten Sumenep, Jawa Timur memunculkan sorotan tajam dari berbagai pihak, Rabu (14/5).

Gagalnya Tata Kelola Lingkungan

Genangan air yang melumpuhkan ruas jalan, merendam rumah warga serta menghambat aktivitas ekonomi masyarakat dinilai sebagai bukti nyata gagalnya pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan.

Ketua Bidang Partisipasi Pembangunan Daerah Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Sumenep, Sahid Badri, menilai bahwa persoalan banjir tidak bisa semata-mata dikaitkan dengan intensitas hujan, tetapi lebih pada lemahnya tata kelola lingkungan yang sudah berlangsung lama.

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Banjir ini bukan hanya karena curah hujan tinggi. Ini adalah konsekuensi dari rusaknya sistem lingkungan di perkotaan. Sampah menumpuk di saluran air, kawasan resapan air berubah jadi bangunan, dan aktivitas galian C makin merajalela tanpa kontrol. Ini semua memperparah banjir,” ujar Sahid kepada Media, Rabu (14/5).

Baca Juga :  GAM JATIM Desak Usut Korupsi Pendidikan dan Copot Kadisdik Jatim

Menurutnya, drainase yang tidak lagi berfungsi optimal akibat penyumbatan sampah menjadi masalah utama. Banyak warga yang masih membuang sampah sembarangan, ditambah minimnya infrastruktur pengelolaan limbah, menyebabkan air hujan tidak mengalir sebagaimana mestinya.

“Ketika saluran air tersumbat, air pasti meluap. Ini bukan kejadian pertama. Tapi kita selalu terlambat menangani akar persoalannya. Harus ada perubahan pendekatan, dari reaktif menjadi preventif,” tegasnya.

Alih Fungsi Lahan dan Tata Ruang yang Lemah

Lebih lanjut, Sahid juga menyoroti maraknya alih fungsi lahan di Sumenep. Kawasan yang dulunya menjadi ruang terbuka hijau atau area serapan air, kini banyak berubah menjadi permukiman padat dan bangunan komersial.

Baca Juga :  Diduga Selingkuh, Seorang Istri di Bangkalan Tewas di Bacok Suaminya Sendiri

Ia menilai hal ini terjadi karena lemahnya pengawasan serta tidak konsistennya pelaksanaan tata ruang.

“Banyak lahan hijau yang kini ditutup beton. Dampaknya, air tidak lagi meresap ke tanah, tapi langsung melimpas ke jalan dan rumah warga. Pemerintah harus meninjau ulang perizinan dan tegas terhadap pelanggaran tata ruang,” imbuhnya.

Tak hanya itu, aktivitas galian C yang kian marak juga disebut sebagai faktor yang memperburuk kondisi lingkungan.

Sahid menyebut, aktivitas tersebut merusak struktur tanah dan menyebabkan degradasi lingkungan di beberapa wilayah yang seharusnya dijaga.

Baca Juga :  Ketua DPRD Sumenep Tunda Serahkan Rekomendasi Komisi III Soal Galian C ke APH, Pilih Langkah Berbeda!

“Ini bukan sekadar soal legal atau ilegal, tapi soal dampak nyata di lapangan. Galian C merusak vegetasi, memperlemah tanah, dan memperbesar potensi banjir serta longsor,” katanya.

Perlu Langkah Konkret dan Terintegrasi

Melihat kompleksitas persoalan ini, HMI Cabang Sumenep mendesak Pemerintah Kabupaten Sumenep agar segera mengambil langkah strategis dan terintegrasi.

Menurut Sahid, perlu ada sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan organisasi pemuda untuk menyusun kebijakan lingkungan yang lebih berpihak pada keberlanjutan.

“Kita butuh langkah konkret, bukan hanya wacana atau reaksi musiman saat banjir terjadi. HMI siap menjadi mitra kritis dan kolaboratif untuk menjaga kelestarian lingkungan Sumenep,” pungkasnya.

Follow WhatsApp Channel timesin.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Mahasiswa UST Gelar Aksi Damai, Tuntut Pertanggungjawaban Rektor Usai Pernyataan Kontroversial
Seret Nama Kadis, Akitivis Minta Kasus PATM 2019 di Sumenep Dibuka Kembali
Kasus Penganiayaan Bocah karena Layangan Putus di Sumenep Dilaporkan ke Polisi
Fit and Proper Test KI Sumenep Diduga Sarat Intrik
Dasco Yakin Efisiensi Anggaran Tujuannya untuk Perbaikan Kesejahteraan Rakyat
Forkopimcam Galis Peringati HUT RI ke-80 dengan Semarak Budaya
Aliansi Mahasiswa Giliraja Melawan: Kritik Pernyataan Bupati Sumenep Tentang Petani
Aksi Unras Yayasan Taretan Legal Justitia Desak Copot Kasat Reskrim Polres Sumenep

Berita Terkait

Rabu, 20 Agustus 2025 - 14:41 WIB

Mahasiswa UST Gelar Aksi Damai, Tuntut Pertanggungjawaban Rektor Usai Pernyataan Kontroversial

Rabu, 20 Agustus 2025 - 09:47 WIB

Seret Nama Kadis, Akitivis Minta Kasus PATM 2019 di Sumenep Dibuka Kembali

Senin, 18 Agustus 2025 - 01:43 WIB

Fit and Proper Test KI Sumenep Diduga Sarat Intrik

Minggu, 17 Agustus 2025 - 17:32 WIB

Dasco Yakin Efisiensi Anggaran Tujuannya untuk Perbaikan Kesejahteraan Rakyat

Minggu, 17 Agustus 2025 - 16:16 WIB

Forkopimcam Galis Peringati HUT RI ke-80 dengan Semarak Budaya

Berita Terbaru

You cannot copy content of this page