SUMENEP – Husky-CNOOC Madura Limited (HCML), salah satu Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) di industri hulu minyak dan gas bumi, kembali menunjukkan komitmennya terhadap pelestarian lingkungan melalui program penghijauan bertajuk “Rawat Tanam SKK Migas–HCML.”
Aksi ini dilakukan dengan menanam 2.000 bibit cemara udang di Pantai Beringin, Desa Banmaleng, Pulau Giliraja, Kecamatan Giligenting, Kabupaten Sumenep, Jumat (17/10).
Kegiatan tersebut melibatkan berbagai elemen, mulai dari pemerintah daerah, pemerintah kecamatan, perangkat desa, hingga masyarakat sekitar. Kehadiran banyak pihak diharapkan memperkuat kolaborasi dalam menjaga lingkungan pesisir yang rentan abrasi.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Senior Officer Site Relation HCML, Angga Nugraha, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan agenda tahunan perusahaan sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan di sekitar wilayah kerja migas.
“Ini adalah acara rutin tahunan. Saat ini kami menanam 2.000 bibit cemara udang. Harapannya, dapat memberi manfaat secara ekonomi dan pariwisata bagi Desa Banmaleng,” kata Angga usai kegiatan penanaman.
Ia menjelaskan, pemilihan cemara udang dilakukan berdasarkan karakteristik wilayah pesisir yang cenderung kering dan tandus. Cemara udang dinilai memiliki ketahanan yang lebih baik dibandingkan jenis tanaman lainnya.
“Cemara udang lebih tahan di tanah kering, jadi kemungkinan besar bisa tumbuh dan tidak mati di tengah jalan,” tambahnya.
Selain cemara udang, HCML sebelumnya juga telah menanam berbagai jenis pohon lain seperti mangrove, alpukat, dan bidara di sejumlah titik wilayah kerjanya. Penanaman tersebut memiliki tujuan serupa, yakni menjaga dan melestarikan lingkungan.
“Apa yang ditanam tentu harus dirawat agar bisa memberikan manfaat. Harapan kami, masyarakat turut terlibat dalam merawat dan menjaganya,” ujar Angga.
Salah seorang warga Desa Banmaleng, Halim, menyambut positif kegiatan penghijauan tersebut. Menurutnya, keberadaan cemara udang sangat penting untuk menahan abrasi sekaligus memiliki potensi wisata yang besar di masa mendatang.
“Kalau sudah besar, cemara udang bisa jadi tempat wisata. Pantai jadi rindang, ekonomi warga juga bisa meningkat,” ungkap Halim.
Ia berharap program seperti ini tidak berhenti sampai di sini, melainkan terus berlanjut secara masif dan berkesinambungan. Ia juga berterima kasih kepada SKK Migas–HCML yang telah memberikan perhatian bagi Pulau Giliraja.
Penghijauan di kawasan pesisir seperti Pantai Beringin dinilai strategis untuk menjaga keberlanjutan lingkungan sekaligus membuka peluang pengembangan ekonomi berbasis ekowisata.
“Sebagai warga jelas senang ada perhatian dari HCML. Semoga ini memberikan banyak manfaat untuk jangka panjang,” imbuhnya.
Program “Rawat Tanam SKK Migas–HCML” menjadi bukti nyata bahwa sinergi antara perusahaan, pemerintah, dan masyarakat mampu menciptakan dampak positif jangka panjang bagi lingkungan dan generasi mendatang.
Kegiatan tersebut juga digelar untuk mendukung Festival Pesisir 2025, yang telah terselenggara selama tiga tahun berturut-turut. Festival Pesisir pertama digelar di Pulau Mandangin, Sampang, kemudian berlanjut di Pulau Gili Iyang dan Pantai Matahari, Sumenep.