Filsafat Matematika

- Publisher

Senin, 5 Mei 2025 - 09:35 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Namun pertanyaan mendasar tetapi menggantung: Apakah matematika ditemukan atau diciptakan?. (Foto: Ilustrasi by AI)

Namun pertanyaan mendasar tetapi menggantung: Apakah matematika ditemukan atau diciptakan?. (Foto: Ilustrasi by AI)

Apakah Matematika Ditemukan atau Diciptakan?

KOLOM – Matematika, sebagai salah satu bentuk tertinggi dari abstraksi intelektual, telah memainkan peran sentral dalam perkembangan sains, teknologi, dan pemahaman manusia tentang dunia.

Namun pertanyaan mendasar tetapi menggantung: Apakah matematika ditemukan atau diciptakan? Pertanyaan ini membuat perdebatan para filsuf dan ilmuwan matematika yang membuat mereka mengkaji sesuatu yang berkaitan dengan matematika.

Dari sudut pandang salah satu filsuf matematika, matematika adalah suatu hal yang di temukan. Menurut Plato dan para pengikutnya, entitas matematika matematika seperti angka, bilangan prima dan juga struktur geometris ada secara independent dari manusia.

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

Dalam hal ini, Plato mengeluarkan karyanya yang berjudul The Republik dan Timaeus, memperkenalkan konsep dunia tidak berubah, abadi, dan sempurna dimana yang keberadaannya tidak bergantung pada pemikiran manusia.

Baca Juga :  Manifestasi Matematika dalam Penentuan Waktu Salat

Di sisi lain, kontruktivisme dan formalisme berpendapat bahwasannya matematika diciptakan. Dalam hal ini, matematika adalah hasil dari aturan dan kesepakatan seperti mendefinisikan bilangan, aksioma, dan aturan-aturan logika.

Kontrutivisme, menurut L.E.J Brouwer, adalah aliran dalam filsafat matematika yang menyatakan bahwa kebenaran matematika harus dapat dibangun secara konstruktif oleh pikiran manusia.

Dalam pandangan ini, “ada” berarti “dapat dikontruksi”, tidak cukup hanya mengasumsikan keberadaan bilangan atau struktur tanpa menunjukkan cara membangunnya.

Sedangkan formalisme, di pelopori oleh David Hilbert, berargumen bahwa matematika adalah permainan simbol yang dimainkan menurut aturan-aturan tertentu. Misalnya, pernyataan “2+2=4” tidak harus merujuk pada entitas eksternal, ia hanya hanyalah hasil dari penerapan aturan-aturan sistem formal.

Baca Juga :  Konflik Palestina: Ketika Dunia Diam, Rakyat Sipil Harus Bergerak

Pernyataan ini membuat kita semakin sulit dalam mempertimbangkan keberhasilan matematika dalam menggambarkan dunia nyata. Seorang fisikawan Eugene Wigner menyebutnya sebagai “kefektifan yang tidak masuk akal” dari matematika dalam ilmu alam.

Apakah mungkin sesuatu yang diciptakan manusia begitu akurat dalam memetakan perilaku realitas fisik? Jika matematika hanyalah kontruksi, mengapa hukum-hukum fisika seperti mulai dari mekanika newton hingga relativitas Einsten dan begitu bergantung pada struktur matematika yang rumit.

Sebagian filsuf mencoba menggabungkan kedua posisi ini, ada yang berpendapat bahwa struktur matematika potensial sudah ada, tetapi cara memformulasikan dan mengeksplorasinya melibatkan kreativitas manusia.

Baca Juga :  Filsafat Matematika dalam Membangun Realitas

Selain itu, dalam pandangan modern seperti realitas struktur, beberapa filsuf dan ilmuwan berpendapat bahwa mungkin dunia itu sendiri pada dasarnya bersifat sistematis. Hal ini dapat lebih memperkuat definisi matematika sebagai bahasa alam semesta bukan sekedar deskripsi, tetapi esensi dari apa itu realitas.

Pada akhirnya, pertanyaan apakah matematika ditemukan atau diciptakan mungkin tidak memiliki jawaban tunggal yang memuaskan. Barangkali matematika, seperti musik, adalah

bentuk hubungan antara keteraturan alam dan kepekaan manusia. Ia adalah sesuatu yang kita temukan dalam realitas, sekaligus kita bentuk melalui akal budi.

 

____________

*Nama: Siti Maria (Prodi: Tadris Matematika Universitas KH. Mukhtar Syafaat)

Follow WhatsApp Channel timesin.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Ketika Tabarruj Dianggap Biasa: Saatnya Kita Bertanya
Makna Pengorbanan Pada Sesama di Hari Raya Idul Adha 1446 H
Banyak Masalah Karena Tidak Membaca: Aplikasi Hermeneutika Subjektif Ala Gadamer
Jika Saksi Diminta Diam, Jelas Hukum Dipermainkan
Copot Said Abdullah dari Ketua Banggar DPR RI
Sumenep Banjir Rokok Ilegal, Ternak Pita Cukai, Pengusaha Bentuk Paguyuban: Strategi Bertahan atau Siasat Bertahan Hidup?
Logika, Angka, dan Kehidupan: Mengapa Matematika Penting?
Matematika: Bahasa Keindahan Alam

Berita Terkait

Jumat, 4 Juli 2025 - 12:30 WIB

Ketika Tabarruj Dianggap Biasa: Saatnya Kita Bertanya

Sabtu, 7 Juni 2025 - 18:40 WIB

Makna Pengorbanan Pada Sesama di Hari Raya Idul Adha 1446 H

Jumat, 30 Mei 2025 - 14:59 WIB

Banyak Masalah Karena Tidak Membaca: Aplikasi Hermeneutika Subjektif Ala Gadamer

Kamis, 22 Mei 2025 - 12:00 WIB

Jika Saksi Diminta Diam, Jelas Hukum Dipermainkan

Selasa, 20 Mei 2025 - 15:32 WIB

Copot Said Abdullah dari Ketua Banggar DPR RI

Berita Terbaru

Ekonomi

KOPERASI LAWAN TANDING KAPITALISME

Jumat, 4 Jul 2025 - 14:36 WIB

HMI Cabang Malang, MD KAHMI Kota Malang, Badko HMI Jawa Timur Bersama peserta Training Raya 2025.

News

HMI Cabang Malang Tampilkan Wajah Baru Lewat LPP

Kamis, 3 Jul 2025 - 18:09 WIB

You cannot copy content of this page