SUMENEP – Warga Desa Kapedi, Dusun Aeng Bato, bergotong royong memperbaiki jalan rusak secara swadaya tanpa dukungan anggaran dari pemerintah desa, Minggu (11/5).
Jalan sepanjang 1,5 kilometer yang mengalami kerusakan di 12 titik akhirnya dibenahi dengan dana yang dikumpulkan warga sendiri.
Dalam dua kali swadaya, masyarakat berhasil mengumpulkan total dana sekitar Rp8 juta. Dana tersebut digunakan untuk membeli pasir, semen, dan material lain guna memperbaiki akses jalan yang telah lama rusak dan menghambat aktivitas warga.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
M.U salah seorang warga Kapedi, yang enggan disebut identitasnya, mengkritik ketidakhadiran pemerintah desa dalam program perbaikan tersebut. Ia menilai, jalan desa seharusnya menjadi prioritas dalam perencanaan dan penggunaan Dana Desa.
“Kami yang bergerak, kami yang swadaya. Padahal ini seharusnya menjadi tanggung jawab pemerintah desa,” ujarnya.
Menanggapi hal itu, Pj Kepala Desa Kapedi, Arif, menyatakan bahwa hingga saat ini belum pernah ada pengajuan resmi terkait perbaikan jalan tersebut dalam forum Musdus maupun Musdes.
“Tidak ada usulan masuk sebelumnya. Kalau pun sekarang diusulkan, realisasi tidak bisa tahun ini karena Dana Desa sangat terbatas,” jelas Arif.
Meski demikian, Arif—sapaan akrabnya—mengaku turut berpartisipasi dalam swadaya tersebut secara pribadi.
Ia menyumbangkan beberapa bahan bangunan, termasuk semen, sebagai bentuk dukungan terhadap swadaya warga. “Saya bantu seadanya, sesuai kemampuan pribadi,” tambahnya.
Warga berharap, perbaikan jalan tak lagi mengandalkan swadaya. Pemerintah desa diminta lebih responsif dan turun langsung melihat kondisi infrastruktur yang rusak agar bisa menjadi prioritas dalam perencanaan anggaran ke depan.