BANGKALAN – Pemuda Tanah Merah Berdaya (PETA BERDAYA) menggelar audiensi dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Bangkalan pada Selasa pagi (2/9).
Pertemuan yang berlangsung di kantor dinas tersebut menjadi wujud komitmen organisasi kepemudaan itu dalam mengawal persoalan pendidikan di Kecamatan Tanah Merah.
Sekitar pukul 10.30 WIB, rombongan PETA BERDAYA mendatangi kantor Dinas Pendidikan. Mereka membawa sejumlah isu terkait kondisi pendidikan di wilayahnya.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Tujuan kami selain untuk bersilaturahmi juga ingin menyampaikan beberapa catatan mengenai pendidikan di Tanah Merah,” ujar Ketua Umum PETA BERDAYA, Sahrul Romadhon.
Dalam gelar audiensi tersebut diterima oleh Sekretaris Dinas Pendidikan Bangkalan, Rony Sofiandri. Ia mengapreasiasi gerakan teman-teman. Sebab selama ini tidak banyak dari kalangan pemuda yang memberikan atensi terutama pada bidang pendidikan.
“Kami mengapresiasi tujuan teman-teman. Dan kami sangat butuh koreksi dari kalian.” Seru Rony
Dalam audiensi tersebut, Sahrul menyampaikan beberapa poin utama, antara lain:
Evaluasi sekolah-sekolah di Tanah Merah yang menerima bantuan pembangunan infrastruktur dan pengadaan sarana pendidikan.
Transparansi besaran anggaran perbaikan infrastruktur pendidikan di seluruh wilayah Tanah Merah.
Sorotan khusus terhadap anggaran perbaikan infrastruktur di SD Negeri Kranggan Barat 01.
Polemik terkait standar operasional pekerjaan perbaikan infrastruktur di sekolah tersebut yang sempat viral di media sosial.
Permintaan agar Dinas Pendidikan melakukan pengecekan langsung ke lapangan dan mengevaluasi progres pembangunan di SD Negeri Kranggan Barat 01.
“Pendidikan adalah investasi jangka panjang bagi bangsa. Karena itu, pembangunan infrastruktur sekolah harus dilakukan seoptimal mungkin agar siswa dapat belajar dengan nyaman,” tegas Sahrul.
Wawan, pengurus PETA BERDAYA, juga menyoroti absennya papan informasi proyek di SD Negeri Kranggan Barat 01. “Kami tidak melihat adanya papan proyek di lokasi. Padahal itu penting untuk transparansi pekerjaan dan sesuai regulasi,” katanya.
Menanggapi hal tersebut, Yusri, Kepala Bidang Sekolah Dasar Dinas Pendidikan Bangkalan, menyatakan bahwa papan proyek sebenarnya pernah dipasang.
“Pada awal pengerjaan kami sudah memastikan papan pemberitahuan itu ada. Jika kemudian hilang, akan kami telusuri kembali,” ujarnya.
Namun, Wawan menegaskan kembali bahwa kondisi di lapangan memang tidak ada papan proyek. Ia meminta pihak dinas memastikan kelengkapan administrasi ke depan. Yusri pun berjanji akan melakukan pengecekan lebih lanjut.
Selain itu, PETA BERDAYA turut menyoroti status project pembangunan SDN Kranggan Barat 01 yang berstatus rehabilitasi berat. Tapi temuan di lapangan hanya perbaikan atap sekolah saja.
Yusri membantah bahwa bagian belakang sekolah itu terdapat cakar ayam yang dipasang untuk penunjang bangunan.
“Rehab berat adalah pemulihan bangunan yang mengalami kerusakan 70%. Dan kami selalu mentoring. Setiap minggu kami selalu berkoordinasi dengan kepala sekolah terkait progress pembangunan,” lanjutnya.
Audiensi tersebut berjalan selama 90 menit. Dan di akhir, Sahrul menegaskan komitmen organisasinya untuk terus mengawal isu pendidikan di Tanah Merah. PETA BERDAYA akan hadir sebagai mitra kritis pemerintah di Tanah Merah.
“Kami siap berkolaborasi dan mengawasi agar polemik pembangunan di SD Negeri Kranggan Barat 01 benar-benar mendapat perhatian serius,” pungkasnya.