Manifestasi Matematika dalam Penentuan Waktu Salat

- Publisher

Selasa, 6 Mei 2025 - 09:27 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Siti Fannyatul Maghfiroh (Mahasiswa Uimsya Blokagung BWI).

Siti Fannyatul Maghfiroh (Mahasiswa Uimsya Blokagung BWI).

KOLOM – Matematika, yang sering dianggap sebagai bahasa universal, memainkan peran krusial dalam berbagai aspek kehidupan manusia, mulai dari rekayasa hingga seni.

Salah satu manifestasi paling mendalam dan bermakna dari matematika adalah dalam penentuan waktu salat, sebuah kewajiban fundamental bagi umat Muslim di seluruh dunia.

Proses kompleks ini, yang melibatkan perhitungan astronomi dan geometri bola, menunjukkan bagaimana prinsip-prinsip matematika diterapkan secara praktis untuk memenuhi kebutuhan spiritual.

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

Pergerakan Matahari sebagai Dasar Penentuan Waktu

Inti dari penentuan waktu salat terletak pada posisi matahari di langit. Salat, yang terdiri dari lima waktu yang berbeda (Subuh, Zuhur, Asar, Magrib, dan Isya), masing-masing terikat pada posisi matahari yang spesifik.

Baca Juga :  Matematika: Bahasa Keindahan Alam

Subuh dimulai sebelum matahari terbit, Zuhur saat matahari mencapai titik tertinggi, Asar di tengah antara Zuhur dan Magrib, Magrib saat matahari terbenam, dan Isya setelah senja menghilang sepenuhnya.

Penentuan waktu-waktu ini memerlukan pemahaman mendalam tentang pergerakan matahari, yang dijelaskan melalui konsep-konsep matematika.

Peran Astronomi dan Geometri Bola

Astronomi, sebagai cabang matematika terapan, memberikan kerangka kerja untuk memahami pergerakan matahari. Bumi berputar pada sumbunya dan mengelilingi matahari dalam orbit elips.

Gerakan-gerakan ini menyebabkan perubahan harian dan tahunan dalam posisi matahari di langit.

Untuk menentukan waktu salat, para ilmuwan dan ahli agama menggunakan persamaan matematika untuk menghitung deklinasi matahari (sudut antara matahari dan khatulistiwa langit), ketinggian matahari (sudut antara matahari dan cakrawala), serta waktu matahari terbit dan terbenam di lokasi geografis tertentu.

Baca Juga :  Sempit Berpikir Sebab Stagnasi Kemajuan

Geometri bola juga sangat penting. Bumi berbentuk bulat, dan posisi matahari di langit dapat diukur menggunakan koordinat bola. Perhitungan waktu salat melibatkan konversi antara koordinat geografis (lintang dan bujur) dan koordinat langit (deklinasi dan asensi rektascensi).

Selain itu, perhitungan ini mempertimbangkan zona waktu, yang merupakan hasil pembagian bumi secara longitudinal.

Teknologi dalam Penghitungan Waktu Salat

Proses perhitungan ini melibatkan fungsi-fungsi trigonometri seperti sinus, kosinus, dan tangen, serta konsep kalkulus untuk memperkirakan perubahan posisi matahari dari waktu ke waktu.

Baca Juga :  Sumenep Banjir Rokok Ilegal, Ternak Pita Cukai, Pengusaha Bentuk Paguyuban: Strategi Bertahan atau Siasat Bertahan Hidup?

Di masa lalu, perhitungan dilakukan secara manual dengan alat seperti astrolab dan kuadran.

Kini, teknologi telah memudahkan proses ini melalui perangkat lunak dan aplikasi yang menggunakan algoritma matematika untuk menghitung waktu salat secara otomatis dan akurat.

Makna Spiritual dan Keteraturan Alam

Lebih dari sekadar teknis, penentuan waktu salat mencerminkan nilai budaya dan spiritual. Jadwal waktu salat membantu umat Muslim mengatur aktivitas harian mereka, menjaga koneksi spiritual, serta mempererat rasa kebersamaan dengan komunitas global.

Ketepatan waktu ini juga menjadi pengingat akan keteraturan dan keindahan alam semesta, yang tersingkap melalui logika matematika.

 

___________

*Oleh: Siti Fannyatul Maghfiroh (Mahasiswa Uimsya Blokagung BWI)

Follow WhatsApp Channel timesin.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Ketika Tabarruj Dianggap Biasa: Saatnya Kita Bertanya
Makna Pengorbanan Pada Sesama di Hari Raya Idul Adha 1446 H
Banyak Masalah Karena Tidak Membaca: Aplikasi Hermeneutika Subjektif Ala Gadamer
Jika Saksi Diminta Diam, Jelas Hukum Dipermainkan
Copot Said Abdullah dari Ketua Banggar DPR RI
Sumenep Banjir Rokok Ilegal, Ternak Pita Cukai, Pengusaha Bentuk Paguyuban: Strategi Bertahan atau Siasat Bertahan Hidup?
Logika, Angka, dan Kehidupan: Mengapa Matematika Penting?
Matematika: Bahasa Keindahan Alam

Berita Terkait

Jumat, 4 Juli 2025 - 12:30 WIB

Ketika Tabarruj Dianggap Biasa: Saatnya Kita Bertanya

Sabtu, 7 Juni 2025 - 18:40 WIB

Makna Pengorbanan Pada Sesama di Hari Raya Idul Adha 1446 H

Jumat, 30 Mei 2025 - 14:59 WIB

Banyak Masalah Karena Tidak Membaca: Aplikasi Hermeneutika Subjektif Ala Gadamer

Kamis, 22 Mei 2025 - 12:00 WIB

Jika Saksi Diminta Diam, Jelas Hukum Dipermainkan

Selasa, 20 Mei 2025 - 15:32 WIB

Copot Said Abdullah dari Ketua Banggar DPR RI

Berita Terbaru

Ekonomi

KOPERASI LAWAN TANDING KAPITALISME

Jumat, 4 Jul 2025 - 14:36 WIB

HMI Cabang Malang, MD KAHMI Kota Malang, Badko HMI Jawa Timur Bersama peserta Training Raya 2025.

News

HMI Cabang Malang Tampilkan Wajah Baru Lewat LPP

Kamis, 3 Jul 2025 - 18:09 WIB

You cannot copy content of this page