PASURUAN – Suasana hangat dan penuh antusiasme mewarnai Balai Desa Genengwaru, Kecamatan Rembang, Kabupaten Pasuruan, Jumat (1/8).
Puluhan ibu-ibu dari kelompok PKK desa Genengwarutampak bersemangat mengikuti workshop menjahit dan teknik pewarnaan kain shibori yang digagas oleh mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik dari Universitas Negeri Malang (UM).
Kegiatan yang berlangsung pada hari Jumat ini merupakan bagian dari program pemberdayaan masyarakat desa yang dirancang untuk menumbuhkan keterampilan kreatif, terutama di bidang industri rumahan.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Dipandu langsung oleh mahasiswa KKN, workshop terbagi dalam dua sesi utama: teknik dasar menjahit dan pewarnaan kain shibori yang kini tengah menjadi tren dalam dunia fashion berkelanjutan.
Pada sesi pertama, para peserta dikenalkan dengan teknik dasar menjahit menggunakan kain blacu. Para ibu terlihat antusias saat mulai menjahit kantong kecil hasil rancangan sendiri. Mahasiswa bertindak sebagai fasilitator, mendampingi peserta satu per satu agar bisa memahami dan mempraktikkan teknik dengan baik.
Setelah sesi menjahit, kegiatan dilanjutkan dengan eksplorasi seni pewarnaan kain ala Jepang, shibori. Teknik ini melibatkan proses melipat, mengikat, dan mencelup kain ke dalam pewarna alami untuk menciptakan motif-motif unik yang kaya akan nilai estetika dan ramah lingkungan. Peserta diajak berkreasi membuat motif sederhana untuk menghias tas yang telah dijahit sebelumnya.
Workshop ini mendapatkan sambutan positif dari pemerintah desa dan tim penggerak PKK. Ketua PKK Desa Genengwaru menyampaikan apresiasi atas inisiatif mahasiswa yang mampu menghadirkan pelatihan yang relevan dengan kebutuhan warga.
“Kegiatan seperti ini bukan hanya menyenangkan, tapi sangat bermanfaat. Menjahit dan mewarnai kain bisa menjadi keterampilan yang menjanjikan secara ekonomi, apalagi bagi ibu rumah tangga yang ingin produktif dari rumah,” ujarnya.
Koordinator kegiatan, Liza dan Nadia, menekankan bahwa program ini bukan sekadar kegiatan sesaat, tetapi upaya membangun pondasi kemandirian warga melalui edukasi langsung.
“Kami ingin kehadiran kami di desa ini meninggalkan dampak yang bisa diteruskan. Menjahit dan shibori mungkin terlihat sederhana, tapi bisa menjadi pintu masuk bagi lahirnya ide-ide wirausaha lokal,” ujar mereka kompak.
Salah satu mahasiswa peserta KKN, Aqila Noradiyanti, menuturkan bahwa kegiatan ditutup dengan sesi foto bersama, pembagian hasil karya, dan obrolan hangat antarwarga. Menariknya, beberapa hasil kain shibori langsung diminta warga untuk dijadikan taplak meja dan hiasan rumah.
“Lewat workshop ini, mahasiswa dan warga saling belajar dan tumbuh. Kami belajar menyampaikan ilmu secara membumi, dan warga memperoleh keterampilan baru yang bisa langsung diterapkan dalam kehidupan sehari-hari,” kata Aqila.
Kegiatan ini menjadi bukti konkret bahwa KKN bukan hanya agenda akademik semata, tetapi juga wujud nyata kontribusi mahasiswa dalam menghidupkan potensi desa dan menginspirasi perubahan dari akar rumput.