Kongres PIJP Gagal Total: Organisasi Wartawan Kok Rasa Rumah Pribadi

- Publisher

Rabu, 10 Desember 2025 - 09:21 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Rapat PIJP di Kota Batu

Rapat PIJP di Kota Batu

BATU – Kongres Paguyuban Insan Jurnalis Pamekasan (PIJP) yang digelar di Jalan Abdul Gani Atas, Ngaglik, Kota Batu, Senin (8/12), berakhir anticlimax.

Alih-alih menjadi momentum demokrasi internal dan penyegaran kepengurusan, agenda yang digadang-gadang sebagai “Kongres Besar” itu justru tumbang sebelum dimulai, Rabu (10/12).

Penyebabnya, struktur akta notaris tidak boleh disentuh dan tetap harus berada di bawah komando Sujak Lukman.

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

Padahal, anggota PIJP sejak awal mendorong kongres sebagai ruang rotasi kepemimpinan: ketua dipilih ulang, sekretaris ditata kembali, bendahara diperbarui, dan roda organisasi berjalan sehat.

Namun kenyataan di lapangan berkata lain. Para anggota justru dibuat seolah tidak memiliki ruang berbicara, apalagi hak menentukan masa depan organisasi.

Baca Juga :  Aktivis Desak Polisi Tutup Tambang Ilegal di Pasean Pamekasan

Tidak hanya, juga terjadi perdebatan secara administrasi, peserta raker juga mendesak bagaimana tidak ada Ketua harian dalam organisasi PIJP, dalam artian cukup Ketua Umum saja.

Namun hal itu tidak disetujui oleh para pendiri, sehingga kembali terjadi perdebatan panas.

Forum sudah mulai tidak kondusif, perdebatan semakin panas, akhirnya panitia mengambil langkah untuk menutup dan memberhentikan rapat pembahasan SK Notaris, AD/ART dan Tata Tertib.

Muhri Andika selaku panitia menjelaskan bahwa pihaknya memutuskan untuk membekukan sementara PIJP dan membubarkan rapat, karena pembahasan sudah mulai tidak tertib dan seakan lebih mengedepankan ego.

Baca Juga :  Pelarian ke Bali Berakhir, Resmob Pamekasan Seret Pelaku Penganiayaan Mematikan

“Saya memutuskan untuk membekukan sementara dan menghentikan rapat, karena saya lihat bukan musyawarah lagi yang dikedepankan melainkan ego, dan baik para pendiri atau pengurus lainnya. Khususnya daram perombakan SK Notaris yang kita bahas,” tegasnya.

Sejumlah anggota bahkan mempertanyakan:
“Ini organisasi wartawan atau rumah pribadi? Kok kami seakan cuma tamu?”

Kekecewaan ini mencuat lantaran setiap wacana perubahan struktur langsung terbentur tembok kokoh bernama “akta notaris yang tidak boleh diubah”. Alhasil, kongres yang seharusnya menjadi momen demokratis justru jadi tontonan macetnya regenerasi.

Namun fakta di lapangan jauh berbeda. Posisi sekretaris tidak pernah diganti meski yang bersangkutan telah wafat, sementara bendahara yang berjalan bukan nama yang tercantum dalam akta, melainkan Sumailah, sosok yang tidak tercatat secara legal dalam struktur resmi.

Baca Juga :  Niko Helmi Puncaki Favorit Putra Putri Kampus UMM 2025

Kondisi ini semakin menegaskan dugaan anggota bahwa PIJP berjalan tanpa transparansi, tanpa evaluasi, dan tanpa regenerasi.

Selain itu, Muhri Andika mengatakan kegagalan kongres ini tidak hanya memicu amarah internal, tetapi juga mencoreng wajah organisasi di hadapan publik. Bagaimana organisasi jurnalis yang seharusnya menjadi penjaga demokrasi, justru tersandung oleh minimnya demokrasi di tubuhnya sendiri

“Kongres yang semestinya melahirkan pemimpin baru, justru memunculkan pertanyaan besar: Apakah PIJP masih menjadi organisasi wartawan, atau telah menjelma menjadi kendaraan kepentingan segelintir orang,” pungkasnya.

Follow WhatsApp Channel timesin.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Forum Borobudur pada Munas Khusus IKAL LEMHANNAS 2025 Tidak Lagi Mengakui Jenderal Agum Gumelar Sebagai Ketua Umum
Danrem 084 Tinjau Empat Titik Pembangunan KDKMP di Pamekasan
PERANK dan Baramuda08 Mantapkan Audiensi dengan Kejaksaan Agung RI dan KPK
Aksi Bisu Dear Jatim Soroti Maraknya Korupsi di Sumenep
PERANK dan Baramuda08 Mantapkan Audiensi dengan Kejaksaan Agung RI dan KPK
Fokus Pemulihan Pendidikan Pasca Bencana Aceh-Sumatera, DPR Desak Kesehatan Mental Siswa dan Guru Jadi Pilar Utama
Heboh Data Bantuan Untuk Korban Bencana Aceh dan Sumatera, Kementan Bilang Begini
Polisi Kebut Kasus Penganiayaan Kurir SPX di Bluto

Berita Terkait

Kamis, 11 Desember 2025 - 03:52 WIB

Forum Borobudur pada Munas Khusus IKAL LEMHANNAS 2025 Tidak Lagi Mengakui Jenderal Agum Gumelar Sebagai Ketua Umum

Rabu, 10 Desember 2025 - 13:50 WIB

Danrem 084 Tinjau Empat Titik Pembangunan KDKMP di Pamekasan

Rabu, 10 Desember 2025 - 09:21 WIB

Kongres PIJP Gagal Total: Organisasi Wartawan Kok Rasa Rumah Pribadi

Selasa, 9 Desember 2025 - 17:27 WIB

Aksi Bisu Dear Jatim Soroti Maraknya Korupsi di Sumenep

Selasa, 9 Desember 2025 - 12:52 WIB

PERANK dan Baramuda08 Mantapkan Audiensi dengan Kejaksaan Agung RI dan KPK

Berita Terbaru

You cannot copy content of this page