SUMENEP – Puluhan massa aksi dari Demokrasi dan Aspirasi Rakyat Jawa Timur (Dear Jatim) menggelar mimbar bebas di depan kantor DPRD Sumenep, Minggu (31/8) malam.
Aksi ini diwarnai dengan penyalaan lilin dan flare merah, sebagai simbol duka dan perlawanan atas tragedi kemanusiaan yang menewaskan seorang pengemudi ojek online di Jakarta.
Peristiwa gugurnya Affan Kurniawan (21 tahun), pengemudi ojek online yang tewas dilindas mobil rantis Brimob saat aksi demonstrasi di depan Gedung DPR RI pada Kamis (28/8), menjadi titik sentral kemarahan massa.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Mereka menilai tragedi itu bukan sekadar kecelakaan, melainkan bukti kegagalan negara dalam melindungi rakyatnya.
“Gugurnya Affan adalah tamparan keras bagi wajah demokrasi Indonesia. Rakyat kecil yang bekerja demi keluarganya justru meregang nyawa di ruang publik yang seharusnya aman untuk menyampaikan aspirasi. Reformasi Polri harus didesakkan kembali!” tegas Bagas Normahendra, Koordinator Lapangan aksi.
Dalam orasinya, massa Dear Jatim menyebut reformasi Polri yang dijanjikan sejak 1998 hanya sebatas jargon. Kekerasan, impunitas, dan tindakan represif aparat disebut masih terus berulang tanpa ada evaluasi serius.
“Jika Polri tetap berperan sebagai mesin represi yang menakut-nakuti rakyat, maka jelas cita-cita reformasi 1998 telah dikhianati,” tambah Bagas.
Melalui pernyataan sikap resmi, Dear Jatim mengumumkan tujuh tuntutan:
1. Mendesak Kapolri untuk mundur sebagai bentuk pertanggungjawaban moral dan politik.
2. Menuntut pencopotan Komandan Korps Brimob dan Kapolda Metro Jaya.
3. Mendorong investigasi independen, terbuka, dan menyeluruh oleh Komnas HAM serta Kompolnas.
4. Menuntut transparansi proses pemeriksaan terhadap tujuh oknum Brimob yang terlibat.
5. Mendesak pemerintah melakukan evaluasi besar-besaran di tubuh Polri, sesuai mandat reformasi 1998.
6. Menuntut perlindungan hukum dan keadilan bagi keluarga korban Affan Kurniawan serta rakyat sipil lain yang menjadi korban kekerasan aparat.
7. Mendesak pemerintah segera mengambil langkah solutif dan bertanggung jawab dalam mengatasi persoalan bangsa.
Meski penuh semangat, aksi berlangsung kondusif. Ratusan lilin menyala di depan pagar DPRD Sumenep, menyelimuti suasana aksi dengan nuansa khidmat. Orasi bergantian terus dikumandangkan, menegaskan bahwa suara rakyat tidak boleh dibungkam oleh intimidasi aparat.
Di akhir aksi, Dear Jatim menyerukan kepada seluruh elemen masyarakat agar tetap menjaga kondusivitas perjuangan, menghindari provokasi, serta menolak segala bentuk anarkisme.