Politik

Dari Raja Ampat Menuju RI 1: Sinyal Politik Bahlil Makin Terang

JAKARTA – Slogan politik baru mencuat dari ufuk timur Indonesia, kalimat “Dari Ampat untuk Sembilan” kini bukan sekadar seruan lokal, melainkan narasi yang perlahan menembus ruang-ruang elite nasional, Rabu (18/6).

Di balik slogan itu, nama Bahlil Lahadalia makin santer disebut sebagai calon kuat menuju gelanggang Pemilu 2029.

Sebagai Menteri ESDM sekaligus Ketua Umum Partai Golkar, Bahlil tampil tak biasa. Ia bukan hanya simbol keberhasilan dari timur, tapi juga magnet politik baru yang menggabungkan kerja teknokrat dan strategi populis. Gayanya yang lugas dan ceplas-ceplos disebut oleh pengamat politik muda, Ken Bimo Sultoni, sebagai gaya komunikasi “Bahlilian”.

Dalam kacamata aktivis pinggiran Jawa Timur, Ifak Ramones, Bahlil tidak sedang bermain-main. Menurutnya, pernyataan publik yang kerap dilontarkan Bahlil adalah bagian dari agenda besar menaikkan popularitas secara sistematis.

“Gerakan ini nantinya bisa menjadi gerakan mengakar melalui konsolidasi nasional dan manajement stategi publik yang tepat. Slogan ‘Ampat untuk sembilan, Si Bahlil 2029’ adalah slogan yang menarik untuk dikaji oleh bapak Menteri ESDM dan Ketua Umum Golkar yaitu bapak Bahlil untuk menjadi gerakan nasional menuju Pemilu 2029,” ujar Ifak.

Ifak menilai, langkah ini bukan spontanitas politik belaka. Ia melihat adanya pola terstruktur yang berpotensi diolah menjadi gerakan nasional, terutama jika ditopang dengan manajemen media yang kuat dan konsolidasi akar rumput yang rapi.

Slogan itu kini ramai diperbincangkan di berbagai ruang – dari warung kopi rakyat hingga meja rapat elite. Figur Bahlil pun mulai digadang-gadang sebagai alternatif pemimpin nasional yang datang dari wilayah yang selama ini termarjinalkan dalam arus besar politik nasional.

Pertanyaannya, apakah ini gerakan nyata atau sekadar strategi mengganggu peta kekuasaan saat ini?

Yang jelas, Bahlil dan gerakannya telah menabur benih rasa ingin tahu. Apakah perubahan sungguh bisa datang dari Timur? Dan benarkah “Si Bahlil” adalah mentari baru yang tengah bersinar dari gugusan Raja Ampat?

Waktu akan menjawab, namun kini semua mata mulai menatap ke arah 2029. *(Haidar)

Redaksi

Recent Posts

HMI Cabang Malang Tampilkan Wajah Baru Lewat LPP

Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Malang sukses menyelenggarakan Training Raya Nasional 2025 dengan format baru yang…

8 jam ago

Dua Anggota Polsek Guluk-Guluk Raih Kenaikan Pangkat di Hari Bhayangkara

Kapolsek Guluk-Guluk, AKP Akhmad Gandi, S.H., menyampaikan bahwa peringatan Hari Bhayangkara kali ini harus menjadi…

9 jam ago

Rp7 Triliun Dana Hibah Jatim Diduga Bocor, KPK Diminta Bertindak Tegas

Jaringan Kawal Jawa Timur menilai KPK lamban dan cenderung tebang pilih. Dalam aksi demonstrasi di…

11 jam ago

Carut Marut Pengelolaan DD-ADD, Aktivis  Minta DPMD Sumenep Evaluasi Kinerja Kepala Desa

Buntut adanya dugaan carut marutnya pengelolaan Dana Desa (DD) dan Alokasi Dana Desa (ADD) sebagaimana…

11 jam ago

Silat Bersatu di HUT Bhayangkara ke-79 Salatiga, Tanda Damai Budaya

Peringatan Hari Bhayangkara ke-79 di Lapangan Pancasila Kota Salatiga berlangsung dengan penuh khidmat dan kebersamaan.…

1 hari ago

Mahasiswa Kritisi Sistem Perkuliahan yang Membunuh Idealisme

Dalam unggahan mereka yang bernada reflektif dan menggugah, kelompok ini menyoroti bagaimana kampus hari ini…

1 hari ago

This website uses cookies.