Rencana Pabrik Nikel Ancam Ekosistem Laut Raja Ampat, Peneliti Lingkungan Angkat Suara

- Publisher

Selasa, 10 Juni 2025 - 13:38 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Nasir Fakhrudin, peneliti lingkungan Sygma Research and Consulting.

Nasir Fakhrudin, peneliti lingkungan Sygma Research and Consulting.

RAJA AMPAT – Rencana pembangunan pabrik pengolahan nikel di Raja Ampat, Papua Barat Daya, menuai sorotan tajam dari berbagai kalangan, Selasa (10/6).

Proyek yang digadang-gadang akan mendongkrak ekonomi lokal ini justru dianggap sebagai ancaman serius bagi salah satu kawasan laut paling kaya biodiversitas di dunia.

Tambang Bisa Timbulkan Kerusakan Panjang

Nasir Fakhrudin, peneliti lingkungan dari Sygma Research and Consulting, mengingatkan agar proyek tambang tak menjadi bumerang yang menghancurkan ekosistem laut dan mengorbankan masyarakat adat.

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Raja Ampat adalah pusat keanekaragaman hayati laut yang sangat penting bagi dunia. Aktivitas tambang nikel bisa menimbulkan kerusakan jangka panjang, bukan hanya polusi, tetapi juga merusak terumbu karang dan ekosistem pesisir yang menopang kehidupan masyarakat adat,” ujar Nasir.

Baca Juga :  Polsek Pademawu Bungkam Soal Dugaan Pencurian Emas, Informasi Terkunci Seolah Ada yang Disembunyikan

Meski mengakui potensi ekonomi dari industri nikel, Nasir menekankan perlunya pendekatan ekstra hati-hati. Ia menyebut, tanpa transparansi dan prinsip keberlanjutan, proyek ini hanya akan meninggalkan jejak kerusakan.

“Kami paham nikel bisa menjadi peluang untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, khususnya generasi muda. Namun, prosesnya harus dilakukan dengan sangat hati-hati, transparan, dan berkelanjutan agar tidak mengorbankan lingkungan dan kehidupan adat,” tambahnya.

Pengawasan Ketat Harus Jadi Agenda Utama

Pemerintah melalui Menteri Investasi Bahlil Lahadalia telah menyatakan bahwa kawasan konservasi tetap aman dan kegiatan tambang akan diawasi secara ketat. Namun, Nasir menyebut pernyataan itu harus dibuktikan dengan aksi nyata.

Baca Juga :  Polemik Sepeda dan Becak Listrik di Jalan Raya: Satlantas dan Dishub Pamekasan Tak Pahami Aturan

“Kajian lingkungan yang independen dan partisipatif adalah kunci agar pembangunan tidak merusak alam dan tetap berkelanjutan. Raja Ampat harus menjadi contoh harmoni antara manusia dan alam, bukan korban industrialisasi,” tegasnya.

Ia kemudian menyoroti model pertambangan di Swedia sebagai rujukan. Negara tersebut, kata Nasir, sukses menyelaraskan industri ekstraktif dengan nilai-nilai ekologis dan budaya lokal.

“Kita bisa belajar dari Swedia yang telah menerapkan strategi pertambangan yang ramah lingkungan, berbudaya, dan terintegrasi dengan sektor lainnya. Indonesia perlu meniru langkah ini dengan kajian mendalam dan komprehensif agar bisa mendapatkan manfaat ekonomi tanpa harus merusak lingkungan,” jelasnya.

Baca Juga :  Genap Satu Tahun, RSIA Puri Bunda Berbagi dengan Kaum Duafa dan Anak Yatim

Penguatan Pariwisata, Fondasi Ekonomi Hijau

Sebagai jalan tengah, Nasir merekomendasikan penguatan sektor pariwisata berkelanjutan dan peningkatan kapasitas masyarakat lokal sebagai fondasi ekonomi hijau di Raja Ampat.

“Membangun Raja Ampat seharusnya mengedepankan pelestarian. Pariwisata berkelanjutan dan pemberdayaan masyarakat lokal harus menjadi prioritas agar ekonomi dan lingkungan dapat berjalan seiring,” pungkas Nasir.

Follow WhatsApp Channel timesin.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Pupuk Langka dan Harga Liar, DPD Tani Merdeka Bongkar Dugaan Permainan Kios di Pamekasan 
Koperasi Garuda Yaksa Nusantara Bersama BPSH KAHMI Selenggarakan Pelatihan Pendamping Proses Produk Halal
Parah! Oknum Intel Kodim 1630 Labuan Bajo Pamer Senjata Api di Depan Masyarakat
Mahasiswa FH UMM Bekali SPP-IRT Bagi Pelaku UMKM
Tega Buang Istri Siri ke Jurang, Pelaku Ditangkap Kurang 24 Jam
Dukungan Prof. Dasco Merehabilitasi Dua Guru Luwu Utara Diapresiasi Ketua 78 Agung Foundation
Letkol BM Dandim Labuan Bajo Diduga Bekingi Mafia Tanah Sengketa, Surat Terbuka Kepada Kasad
Ribuan Ojek Online dan Warga Rentan Ekonomi Terima Paket Sembako dari 98 Resolution Network 

Berita Terkait

Selasa, 18 November 2025 - 13:05 WIB

Pupuk Langka dan Harga Liar, DPD Tani Merdeka Bongkar Dugaan Permainan Kios di Pamekasan 

Selasa, 18 November 2025 - 11:04 WIB

Koperasi Garuda Yaksa Nusantara Bersama BPSH KAHMI Selenggarakan Pelatihan Pendamping Proses Produk Halal

Senin, 17 November 2025 - 21:21 WIB

Parah! Oknum Intel Kodim 1630 Labuan Bajo Pamer Senjata Api di Depan Masyarakat

Senin, 17 November 2025 - 18:53 WIB

Mahasiswa FH UMM Bekali SPP-IRT Bagi Pelaku UMKM

Senin, 17 November 2025 - 03:41 WIB

Dukungan Prof. Dasco Merehabilitasi Dua Guru Luwu Utara Diapresiasi Ketua 78 Agung Foundation

Berita Terbaru

Mahsiswa UMM yang menggagas pelatihan SPP-IRT bagi pelaku UMKM. (Doc. Timesin/Fairus).

News

Mahasiswa FH UMM Bekali SPP-IRT Bagi Pelaku UMKM

Senin, 17 Nov 2025 - 18:53 WIB

You cannot copy content of this page