Barantin Kurang Peduli, Ekspor Sarang Walet Turun; ARPG Minta Komisi IV Lakukan Pengawasan

- Publisher

Selasa, 30 September 2025 - 21:41 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Timesin.id, Jakarta – Kunjungan kerja Komisi IV DPR RI ke Kalimantan pada 29-30 September 2025 diharapkan bisa menyikapi dan mengevaluasi persoalan serius di tubuh Badan Karantina Indonesia (Barantin). Aliansi Relawan Prabowo Gibran (ARPG) menilai Barantin gagal berfungsi sebagai regulator ekspor sarang burung walet yang bernilai devisa besar bagi negara.

Menurut Koordinator Nasional ARPG, Syafrudin Budiman SIP (Gus Din), Barantin seharusnya menjadi garda depan menjaga kepentingan nasional. Namun kenyataannya, lembaga ini justru melemahkan pelaku usaha melalui regulasi yang berbelit dan kebijakan kuota ekspor yang tidak jelas. Ironisnya, Komisi IV DPR RI tidak melakukan evaluasi serius, bahkan terkesan memberi legitimasi atas kinerja Barantin yang buruk.

“Indonesia adalah penghasil sarang burung walet terbesar di dunia, tapi justru tersandera kuota pembatasan ekspor. Padahal, jika dimaksimalkan, potensi devisa bisa mencapai triliunan rupiah per tahun,” tegas Gus Din dalam keterangan persnya, Selasa (30/9/2025) di Jakarta.

Belasan Perusahaan Tersendat, Ratusan Ribu Pekerja di-PHK

ARPG mencatat belasan perusahaan eksportir sarang burung walet saat ini tidak bisa melakukan ekspor akibat kebijakan kuota dan aturan berbelit. Imbasnya sangat serius: ratusan ribu tenaga kerja terpaksa di-PHK karena perusahaan tak mampu lagi menanggung beban operasional tanpa kepastian ekspor.

“Akibat regulasi yang gagal berfungsi, banyak perusahaan resmi tidak bisa kirim barang ke luar negeri. Ratusan ribu pekerja menjadi korban PHK massal, sementara aktivitas ilegal justru semakin marak. Ini ironis dan sangat merugikan negara,” ujar Gus Din.

Regulasi Membunuh, Ilegal Justru Subur

ARPG menilai kebijakan Barantin tidak sinkron antarinstansi, perizinan berbelit, serta aturan yang kerap berubah. Kondisi ini membuat eksportir resmi terhambat, sementara praktik ilegal justru semakin leluasa.

Baca Juga :  Berdalih Bantu BI Checking Konsumen Bermasalah, Banyak Koprasi Simpan Pinjam Muncul Tanpa Pengawasan OJK

“Mandat ganda Barantin untuk memperlancar ekspor sekaligus menekan ilegal justru gagal berfungsi. Yang terjadi, ekspor resmi hancur sementara ilegal berkembang,” ujarnya.

Komisi IV Lalai, Publik Kecewa

ARPG juga menyoroti sikap Komisi IV DPR RI yang dianggap lalai dalam fungsi pengawasan. Kunjungan kerja ke daerah tidak menghasilkan evaluasi tegas terhadap Barantin.

“Alih-alih menekan perbaikan, Komisi IV justru terlihat memberi restu atas kebijakan yang merugikan negara dan pelaku usaha. Seharusnya Komisi IV menjadi ujung tombak koreksi, bukan tameng kegagalan lembaga,” tambahnya.

Kepala Barantin Diminta Mundur

Lebih jauh, Gus Din mendesak agar Kepala Barantin segera mundur jika tidak mampu menyelesaikan persoalan ekspor sarang burung walet. Menurutnya, kepemimpinan saat ini tidak bisa memberi solusi nyata, sementara devisa negara terus merosot dan ratusan ribu tenaga kerja sudah kehilangan pekerjaan.

Baca Juga :  Rencana Pabrik Nikel Ancam Ekosistem Laut Raja Ampat, Peneliti Lingkungan Angkat Suara

“Kalau Kepala Barantin tidak mampu, lebih baik dicopot saja. Harus ada sosok baru yang bisa mengakomodasi aspirasi petani, pekerja, dan pengusaha walet,” tegasnya.

Presiden Prabowo Diminta Turun Tangan

Sebagai penutup, ARPG menegaskan bahwa masalah ini tidak bisa dibiarkan berlarut. Jika Barantin tetap gagal berfungsi, Presiden Prabowo Subianto seharusnya turun tangan langsung mengevaluasi kinerja Kepala Barantin, demi menyelamatkan devisa negara, melindungi tenaga kerja, dan memastikan visi besar Asta Cita di bidang ekspor pertanian dapat terwujud.

“Bapak Presiden harus segera melakukan evaluasi menyeluruh terhadap Kepala Barantin. Jika terbukti gagal, maka langkah tegas berupa pergantian pimpinan adalah solusi terbaik,” pungkas Gus Din.***

Follow WhatsApp Channel timesin.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Menkeu: Dana Rp425 T Masih di BI
Pulsa Berlebih Kini Bisa Jadi Saldo, Begini Caranya
Bahtera Dingga Jaya Santuni Anak Yatim pada Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1447 H
Berdalih Bantu BI Checking Konsumen Bermasalah, Banyak Koprasi Simpan Pinjam Muncul Tanpa Pengawasan OJK
AGENDA EKONOMI SETELAH KRISIS
Ribuan Buruh di PHK Akibat 11 Perusahaan Kena Suspend/Penangguhan Ekspor Sarang Walet ke China
Benny Hutapea Bicara Sejarah Budidaya Sarang Burung Walet di Indonesia 
Kirab Mobil Dihari Kemerdekaan, Ketua Umum P4TM Perjuangkan Petani Tembakau Madura

Berita Terkait

Selasa, 30 September 2025 - 21:41 WIB

Barantin Kurang Peduli, Ekspor Sarang Walet Turun; ARPG Minta Komisi IV Lakukan Pengawasan

Kamis, 11 September 2025 - 15:48 WIB

Menkeu: Dana Rp425 T Masih di BI

Rabu, 10 September 2025 - 23:00 WIB

Pulsa Berlebih Kini Bisa Jadi Saldo, Begini Caranya

Selasa, 9 September 2025 - 07:53 WIB

Bahtera Dingga Jaya Santuni Anak Yatim pada Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1447 H

Jumat, 5 September 2025 - 05:41 WIB

Berdalih Bantu BI Checking Konsumen Bermasalah, Banyak Koprasi Simpan Pinjam Muncul Tanpa Pengawasan OJK

Berita Terbaru

Menu MBG di Bujur Timur, dianggap tidak layak untuk dikonsumsi.

News

SPPG Bujur Tengah 2 Diduga Sajikan MBG Tak Layak

Selasa, 30 Sep 2025 - 13:05 WIB

You cannot copy content of this page