PAMEKASAN – Pelaksanaan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) 2025 di UIN Madura diwarnai sejumlah persoalan. Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Pamekasan Komisariat UIN Madura melaporkan sekaligus melakukan audiensi dengan pihak kampus, menyusul hilangnya atribut bendera organisasi saat aksi demonstrasi pada Senin (1/9).
Audiensi berlangsung pada Selasa (2/9) di Ruang Sidang Rektorat Baru Lantai 2. Pihak kampus diwakili oleh Wakil Rektor III UIN Madura, Mohammad Ali Al Humaidy, M.Si., serta Ketua Dewan Kehormatan Kode Etik, Dr. Moh. Hafid Effendy, M.Pd., yang juga Ketua Panitia PBAK 2025. Sementara itu, Rektor UIN Madura, Dr. H. Saiful Hadi, M.Pd., berhalangan hadir.
Dalam pertemuan itu, pengurus HMI menyampaikan dua poin utama. Pertama, keberatan atas terganggunya ketenangan mahasiswa baru saat mengikuti pembukaan PBAK yang dinilai tidak kondusif akibat adanya aksi demonstrasi.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Kedua, mendesak kampus menindaklanjuti hilangnya atribut berupa bendera HMI yang dipasang di gerbang utara kampus.
“Kami akan senantiasa menindaklanjuti dan meminta pertanggungjawaban kampus untuk mengambil sikap dalam menangani permasalahan ini,” tegas Moh. Rizal, Pengurus HMI Cabang Pamekasan Komisariat UIN Madura Bidang PTKP, Selasa (2/9).
Menanggapi hal itu, Warek III Mohammad Ali Al Humaidy menyatakan laporan tersebut akan ditindaklanjuti sesuai mekanisme.
“Karena kami tidak bisa menindak secara serta-merta tanpa memperhatikan regulasi yang ada di UIN Madura,” pungkasnya.
Sementara Ketua Kode Etik, Dr. Moh. Hafid Effendy, menegaskan panitia PBAK akan melakukan evaluasi dan langkah tindak lanjut.
“Juga menekankan bahwa panitia PBAK akan mengevaluasi seluruh rangkaian kegiatan agar tidak menimbulkan gesekan dengan organisasi mahasiswa. Dan kami akan menindak lanjuti secara terus menerus sampai permasalahan ini terselesaikan. Kami juga sudah menyurati Dekan Fakultas Tarbiyah untuk memberikan penangan dan pengambilan tindakan kepada oknum mahasiswa yang bersangkutan. Tidak lupa, akan kami selalu ingatkan agar persoalan ini segera menemui titik terang,” ujarnya.
Meski belum ada kesepakatan final, audiensi tersebut menjadi catatan penting untuk evaluasi hubungan antara organisasi mahasiswa ekstra kampus, mahasiswa baru, dan pihak rektorat UIN Madura. HMI berkomitmen terus mengawal kasus hingga selesai secara adil dan transparan.