SUMENEP – Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Permata, Sentol Daya, diduga berjalan asal-asalan dan menjadi ladang untuk memperkaya oknum tertentu, Rabu (19/11).
Dugaan tersebut muncul lantaran sistem pengelolaan yang seharusnya transparan dan akuntabel tidak diterapkan sebagaimana mestinya oleh para pengurus BUMDes.
Salah satu indikasi terlihat pada unit usaha toko sembako yang dikelola BUMDes. Usaha tersebut diketahui mati suri sejak awal 2024, meski setiap tahun tetap menerima penyertaan modal dari desa dengan nominal yang tidak sedikit. Kondisi itu memunculkan berbagai pertanyaan dari warga setempat.
Salah seorang warga berinisial A mengatakan bahwa koperasi tersebut semakin meredup sejak 2024 hingga akhirnya tidak lagi beroperasi.
“Kurang lebih 2 tahun, diduga sudah tidak toko sembako, namun yang mencurigakan dana untuk BUMDes masih terus berjalan,” kata dia kepada media Timesin, Selasa (17/11).
Lebih lanjut, ia menyebut matinya unit usaha BUMDes Permata seolah dibiarkan begitu saja tanpa ada pihak yang bertanggung jawab.
“Unit BUMDes sudah tutup sejak lama, namun tidak ada pertanggungjawaban dari pengurus,” jelasnya.
Terpisah Penjabat (Pj) Kades Sentol Daya, Suaidi, dan Sekretaris BUMDes Permata, saat dikonfirmasi oleh media ini pada Rabu (19/11) pukul 07.17 masih enggan untuk berkomentar, tampak pesan klarifikasi yang dikirim talah centang dua, kendati belum ada tanggapan.













