PAMEKASAN – Kehidupan politik di Kabupaten Pamekasan belakangan ini ramai diperbincangkan. Bukan hanya soal program pembangunan dan dinamika birokrasi, tetapi juga terkait kabar kuat mengenai peran istri kedua Bupati Pamekasan dalam memengaruhi sejumlah kebijakan penting di daerah tersebut, Jum’at (22/08).
Sejumlah sumber internal pemerintahan menyebutkan, jari telunjuk sang istri seringkali menjadi simbol kekuatan dalam menentukan arah kebijakan maupun penempatan pejabat.
“Kalau beliau sudah menunjuk, biasanya langsung ditindaklanjuti,” ujar salah satu sumber yang enggan disebut namanya.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Bahkan dalam akun tiktoknya Matrawi, dia beberapa kali membuat konten sindiran yang dikhususkan untuk istri kedua Bupati Pamekasan, tersebut.
Di beberapa video TikToknya, Matrawi menyindir kegiatan (NT) yang dinilai melebihi kapasitasnya sebagai istri kedua.
Fenomena ini memunculkan persepsi bahwa pengaruh keluarga khususnya istri kedua (NT) tidak bisa dipandang remeh dalam politik lokal.
Bahkan, beberapa keputusan orang nomor satu di Kabupaten Pamekasan itu dikabarkan tak lepas dari arahan informal sang pendamping.
Pengamat politik lokal, Imron S., menilai hal ini mencerminkan lemahnya mekanisme check and balance dalam birokrasi daerah.
“Ketika keputusan publik lebih dipengaruhi faktor keluarga, maka risiko conflict of interest sangat besar. Publik bisa kehilangan kepercayaan terhadap tata kelola pemerintahan,” tegasnya.
Di sisi lain, sebagian pihak menilai pengaruh istri bupati adalah sesuatu yang wajar. “Namanya juga pendamping hidup, pasti punya ruang diskusi dan masukan. Tinggal bagaimana bupati bisa memilah mana yang masuk ranah pribadi, mana yang harus tetap profesional,” ujar tokoh masyarakat asal Tlanakan.
Meski demikian, kabar soal “jari telunjuk” istri kedua bupati ini terus menjadi bahan pembicaraan hangat di kalangan warga Pamekasan.
Publik pun menanti sikap tegas dari bupati untuk memastikan bahwa roda pemerintahan berjalan sesuai aturan, bukan berdasarkan kepentingan.