Berpikir Kritis: Mengakui Kekurangan Sebagai Strategi Kemajuan Pendidikan Islam

- Publisher

Sabtu, 12 Juli 2025 - 10:55 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Penulis merupakan aktivis Himpunan Mahasiswa Islam Pamekasan.

Penulis merupakan aktivis Himpunan Mahasiswa Islam Pamekasan.

Bacaan Pendidikan

Dalam setiap bacaan ilmiah tentang dunia pendidikan terkhusus dunia Islam, penulis selalu menemukan krisis manusia dalam memfungsikan akalnya. Sehingga apa yang terjadi? Kejayaan Islam kembali sekedar mimpi dan melahirkan sikap apologi sejarah tetapi melupakan kenyataan dan keberlanjutan generasi.

Kenyataan pahitnya lagi, bahwa perbedaan pendapat dari kebanyakan perspektif yang sama cenderung disalahkan total tanpa memikirkan konsekuensi logis dari sebuah kejayaan Islam.

Ruang terbuka dalam kreativitas berpikir seringkali ditutupi dengan hegemoni kekuasaan dan titipan sejarah Feodal dengan alasan menjaga integritas dan etika.

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

Padahal, jauh di balik semua itu ada mimpi generasi cemerlang yang patah. Generasi yang sebenarnya memiliki harapan besar terhadap kejayaan Islam, harapan besar terhadap kemajuan, dan harapan besar terhadap kebaikan bersama.

Baca Juga :  Bukan Cuma Rumus: Matematika Itu Seni Mengendalikan Dunia

Maka, diperlukan kecerdasan dalam berpikir – yang bukan sekedar mempertahankan kebenaran dalam perspektif otoritas – tetapi justru kecerdasan yang bisa mengakui kesalahan.

Posisi Akal

Akal adalah daya pikir yang mampu dijadikan sebagai alat untuk menjadi dan melahirkan generasi emasnya Islam (terdidik dan pendidik). Bahkan, akal menjadi hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia untuk dijadikan sebagai sarana Khalifah fil Ardh.

Akal juga lah yang menjadi pembeda antara manusia dengan makhluk yang lain. Manusia disempurnakan dengan akalnya yang dianggap bisa menjembatani dirinya menjadi makhluk yang sempurna.

Baca Juga :  Banyak Masalah Karena Tidak Membaca: Aplikasi Hermeneutika Subjektif Ala Gadamer

Dengan akalnya manusia bisa berpikir, merenung, mempelajari, memahami, bahkan menjalankan amanah yang diperintahkan Allah untuk menjadi hamba yang manfaat dalam kehidupan.

Berpikir kritis yang menjadi bagian dari fungsi akal itu sangat kompleks. Sehingga membutuhkan perenungan, bacaan, dan ketelitian di dalam memahami dan menjalankan hasil pemahaman dalam sektor manapun terkhusus dalam dunia pendidikan.

Peran Pendidikan

Sebagai manusia yang memiliki peran penting dalam dunia pendidikan, baik yang terdidik, pendorong, mau pun pendidik itu sendiri merupakan bagian dari pemilik tanggung jawab tersebut. Tanggung sebagai seorang hamba yang mampu berpikir, memahami, dan menjalankan amanah yang Allah berikan.

Sebagai seorang terdidik sekaligus berperan sebagai pendidik seharusnya mampu memahami keluasan berpikir kritis, serta mampu memahami berbagai karakter sehingga bisa melahirkan generasi yang unggul dalam segala sektor kehidupan.

Baca Juga :  Matematika: Bahasa Keindahan Alam

Mengakui Kekurangan

Pendidik tidak sekedar dituntut untuk memahami kekurangan generasi yang dididiknya, tetapi justru juga harus memahami kekurangan dirinya sendiri dalam mendidik dan melihat masa depan.

Keterbukaan di dalam mengakui kekurangan justru merupakan bagian dari strategi untuk memberikan ruang kepada generasi berikutnya untuk sama-sama mengambil peran sebagai pejuang Islam.

 

_________

*Penulis: Syuhud Syayadi Amir, (Mahasiswa Pasca Sarjana UIN Madura).

*Tulisan Opini/kolom sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis dan tidak termasuk tanggung jawab media Timesin.id.

Follow WhatsApp Channel timesin.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

DPRD Bukan Lembaga Wisata, APBD Bukan Tiket Pelesiran
Dari #KataBisaUntag Mencerminkan Motivasi di Era Digital
Ketika Tabarruj Dianggap Biasa: Saatnya Kita Bertanya
Makna Pengorbanan Pada Sesama di Hari Raya Idul Adha 1446 H
Banyak Masalah Karena Tidak Membaca: Aplikasi Hermeneutika Subjektif Ala Gadamer
Jika Saksi Diminta Diam, Jelas Hukum Dipermainkan
Copot Said Abdullah dari Ketua Banggar DPR RI
Sumenep Banjir Rokok Ilegal, Ternak Pita Cukai, Pengusaha Bentuk Paguyuban: Strategi Bertahan atau Siasat Bertahan Hidup?

Berita Terkait

Sabtu, 12 Juli 2025 - 12:10 WIB

DPRD Bukan Lembaga Wisata, APBD Bukan Tiket Pelesiran

Sabtu, 12 Juli 2025 - 10:55 WIB

Berpikir Kritis: Mengakui Kekurangan Sebagai Strategi Kemajuan Pendidikan Islam

Rabu, 9 Juli 2025 - 18:19 WIB

Dari #KataBisaUntag Mencerminkan Motivasi di Era Digital

Jumat, 4 Juli 2025 - 12:30 WIB

Ketika Tabarruj Dianggap Biasa: Saatnya Kita Bertanya

Sabtu, 7 Juni 2025 - 18:40 WIB

Makna Pengorbanan Pada Sesama di Hari Raya Idul Adha 1446 H

Berita Terbaru

Universitas Brawijaya (UB), dan Universitas Negeri Malang (UM)

News

Santri Bani Hasyim Malang Lolos di Dua PTN Sekaligus

Sabtu, 12 Jul 2025 - 15:53 WIB

Moh. Anwar (Aktivis dan Pemerhati Hukum Kebijakan Publik)

Kolom

DPRD Bukan Lembaga Wisata, APBD Bukan Tiket Pelesiran

Sabtu, 12 Jul 2025 - 12:10 WIB

You cannot copy content of this page