Jakarta – Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr, berencana akan bertemu langsung dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump di Washington bulan ini.
Rencana pertemuan itu dilakukan usai Presiden Donald Trump menaikkan rencana tarif dagang impor menjadi 20% terhadap beberapa negara di Asia Tenggara, termasuk Filipina.
Sebelumnya, tarif impor yang dikenakan ke Filipina dalam pengumuman Trump pada 2 April 2025 adalah sebesar 17%.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Menteri Luar Negeri Filipina Theresa Lazaro, dalam sebuah wawancara mengonfirmasi pengaturan pertemuan pertama antara Presiden Trump dan Presiden Marcos.
“Diantaranya masalah tarif akan dibahas, ini juga sangat penting bagi kami. Kami telah mengirimkan negosiator untuk membahas masalah ini,” ujar Lazaro, seperti dikutip dari Reuters, Jumat (11/7).
Lebih lanjut sejak kenaikan tarif itu, Filipina mengalami defisit perdagangan barang dengan AS.
Selain itu, Filipina mengatakan pihaknya tetap berkomitmen untuk melanjutkan negosiasi dan sebuah delegasi akan melakukan perjalanan ke Washington minggu depan untuk mengejar kesepakatan perdagangan.
Seperti yang diketahui, hubungan antara kedua negara Filipina dan AS telah meningkat pesat di bawah Presiden Marcos, yang telah bergeser lebih dekat ke AS dan mengizinkan tentara Amerika untuk memperluas kehadiran mereka di fasilitas-fasilitas Filipina.
Bekas koloni AS tersebut merupakan pusat upaya Washington untuk melawan ketegasan Tiongkok di Laut Cina Selatan dan terhadap Taiwan.
Selain itu, Amerika Serikat dan Filipina juga memiliki Perjanjian Pertahanan Bersama selama tujuh dekade, dan telah mengadakan puluhan latihan militer tahunan, yang mencakup pengujian sistem rudal Typhon AS.