Ekonomi

Tangis Petani Tebu di Lamongan: Belum Matang, Dipaksa Dikirim

LAMONGAN – Ada yang terasa ganjil di musim panen tebu tahun ini. Di tengah harapan para petani akan hasil panen yang manis dan maksimal, truk-truk pengangkut mulai lalu-lalang di jalanan desa, membawa batang tebu yang belum menunjukkan tanda-tanda siap panen, Sabtu (5/7).

Warga pun bertanya-tanya: kenapa tebu yang belum matang sudah ditebang dan dikirim ke pabrik?

Fenomena ini terjadi di wilayah Ngimbang, Lamongan. Sejumlah petani mengaku kebingungan sekaligus resah karena merasa ditekan untuk mengirim tebu meskipun kualitas tanaman mereka belum optimal.

Menurut mereka, batang tebu masih terlihat muda, kandungan gulanya belum maksimal, namun kiriman ke pabrik tetap berjalan.

“Kalau melihat batang dan warnanya, ini jelas belum waktunya tebang. Tapi entah kenapa sudah disuruh kirim. Kami jadi bingung,” ungkap seorang petani yang enggan disebutkan namanya.

Pabrik gula yang berada di kawasan Ngimbang memang sudah mulai beroperasi sejak beberapa pekan terakhir. Namun, tidak semua pihak sepakat dengan waktu panen yang saat ini diberlakukan.

Para petani menyebut, tidak ada koordinasi yang jelas mengenai jadwal tebang, dan keputusan sepihak seperti ini berpotensi merugikan mereka.

Masalah utama yang dikhawatirkan adalah rendahnya rendemen atau hasil gula dari tebu yang masih muda. Semakin muda batang tebu, semakin sedikit gula yang dihasilkan.

Padahal, biaya panen dan transportasi tetap harus ditanggung. Dalam kondisi seperti ini, petani jelas berada di posisi yang dirugikan.

“Kalau hasilnya sedikit, kami rugi dua kali. Sudah ongkos panen keluar, uang dari hasil tebu juga nggak seberapa,” tambah petani lainnya.

Petani berharap ada perhatian serius dari pemerintah daerah maupun pihak pabrik. Mereka mendesak agar panen bisa dilakukan berdasarkan kondisi tebu di lapangan, bukan sekadar kebutuhan pabrik.

Komunikasi dan koordinasi yang baik antara pabrik dan petani menjadi kunci agar tidak ada pihak yang merasa dirugikan.

Sampai berita ini diturunkan, belum ada pernyataan resmi dari pihak pabrik gula terkait alasan pengambilan tebu yang belum siap panen.

Redaksi

Recent Posts

Ilustrasi: Deskripsi Kaos Harkopnas Dekopin Ke-78 Th 2025:

Jakarta - Ilustrasi: Deskripsi Kaos Harkopnas Dekopin Ke-78 Th 2025 Warna dasar kaos: putih Model:…

1 hari ago

KOPERASI LAWAN TANDING KAPITALISME

KOPERASI LAWAN TANDING KAPITALISME Oleh: Iwan Mariono Saya baru saja mengkhatamkan buku yang judulnya diambil…

1 hari ago

Ketika Tabarruj Dianggap Biasa: Saatnya Kita Bertanya

Tabarruj adalah sikap atau kebiasaan menampilkan daya tarik secara berlebihan di hadapan orang lain, terutama…

1 hari ago

Makna Maklumat 14 Pimpinan Silat Lamongan: Komitmen Budaya Damai

Komitmen ini menjadi penegasan bahwa pencak silat bukan sekadar bela diri, melainkan warisan nilai: kesabaran,…

2 hari ago

HMI Cabang Malang Tampilkan Wajah Baru Lewat LPP

Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Malang sukses menyelenggarakan Training Raya Nasional 2025 dengan format baru yang…

2 hari ago

Dua Anggota Polsek Guluk-Guluk Raih Kenaikan Pangkat di Hari Bhayangkara

Kapolsek Guluk-Guluk, AKP Akhmad Gandi, S.H., menyampaikan bahwa peringatan Hari Bhayangkara kali ini harus menjadi…

2 hari ago

This website uses cookies.