Tangis Petani Tebu di Lamongan: Belum Matang, Dipaksa Dikirim

- Publisher

Sabtu, 5 Juli 2025 - 16:28 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Sisa Tebu yang sudah berhasil di panen.

Sisa Tebu yang sudah berhasil di panen.

LAMONGAN – Ada yang terasa ganjil di musim panen tebu tahun ini. Di tengah harapan para petani akan hasil panen yang manis dan maksimal, truk-truk pengangkut mulai lalu-lalang di jalanan desa, membawa batang tebu yang belum menunjukkan tanda-tanda siap panen, Sabtu (5/7).

Warga pun bertanya-tanya: kenapa tebu yang belum matang sudah ditebang dan dikirim ke pabrik?

Fenomena ini terjadi di wilayah Ngimbang, Lamongan. Sejumlah petani mengaku kebingungan sekaligus resah karena merasa ditekan untuk mengirim tebu meskipun kualitas tanaman mereka belum optimal.

Menurut mereka, batang tebu masih terlihat muda, kandungan gulanya belum maksimal, namun kiriman ke pabrik tetap berjalan.

“Kalau melihat batang dan warnanya, ini jelas belum waktunya tebang. Tapi entah kenapa sudah disuruh kirim. Kami jadi bingung,” ungkap seorang petani yang enggan disebutkan namanya.

Pabrik gula yang berada di kawasan Ngimbang memang sudah mulai beroperasi sejak beberapa pekan terakhir. Namun, tidak semua pihak sepakat dengan waktu panen yang saat ini diberlakukan.

Baca Juga :  Bentuk Kepedulian di HUT Lalu Lintas Ke-69, Satlantas Polres Bangkalan Memberikan Bantuan Air Bersih 10 Truck

Para petani menyebut, tidak ada koordinasi yang jelas mengenai jadwal tebang, dan keputusan sepihak seperti ini berpotensi merugikan mereka.

Masalah utama yang dikhawatirkan adalah rendahnya rendemen atau hasil gula dari tebu yang masih muda. Semakin muda batang tebu, semakin sedikit gula yang dihasilkan.

Padahal, biaya panen dan transportasi tetap harus ditanggung. Dalam kondisi seperti ini, petani jelas berada di posisi yang dirugikan.

“Kalau hasilnya sedikit, kami rugi dua kali. Sudah ongkos panen keluar, uang dari hasil tebu juga nggak seberapa,” tambah petani lainnya.

Baca Juga :  Dear Jatim Soroti Indikasi Korupsi Sembako Bansos di Dinas Sosial P3A Sumenep

Petani berharap ada perhatian serius dari pemerintah daerah maupun pihak pabrik. Mereka mendesak agar panen bisa dilakukan berdasarkan kondisi tebu di lapangan, bukan sekadar kebutuhan pabrik.

Komunikasi dan koordinasi yang baik antara pabrik dan petani menjadi kunci agar tidak ada pihak yang merasa dirugikan.

Sampai berita ini diturunkan, belum ada pernyataan resmi dari pihak pabrik gula terkait alasan pengambilan tebu yang belum siap panen.

Follow WhatsApp Channel timesin.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Gempa 6,1 SR Guncang Sumenep! Hj. Ansari Imbau Warga Madura Tetap Tenang dan Saling Menguatkan
Pemilik Tambang Pasir Ilegal Asal Bujur Barat Tutup Mata, Warga Blaban Tempuh Jalur Hukum 
Senyum 300 Anak Yatim, BIP dan Wahana Putra Cahaya Warnai Fun Pasar Rakyat 2025
Barantin Kurang Peduli, Ekspor Sarang Walet Turun; ARPG Minta Komisi IV Lakukan Pengawasan
SPPG Bujur Tengah 2 Diduga Sajikan MBG Tak Layak
Centris Siapkan Laporan Resmi, Bongkar Nama-Nama Rokok Ilegal di Sumenep 
Komisi III DPRD Sumenep Soroti Kejanggalan Dua Proyek Penanganan Banjir
Aksi Jilid II, APMS Desak Pemkab Bubarkan PT Sumekar Sumenep

Berita Terkait

Sabtu, 4 Oktober 2025 - 12:49 WIB

Gempa 6,1 SR Guncang Sumenep! Hj. Ansari Imbau Warga Madura Tetap Tenang dan Saling Menguatkan

Kamis, 2 Oktober 2025 - 12:38 WIB

Pemilik Tambang Pasir Ilegal Asal Bujur Barat Tutup Mata, Warga Blaban Tempuh Jalur Hukum 

Rabu, 1 Oktober 2025 - 21:42 WIB

Senyum 300 Anak Yatim, BIP dan Wahana Putra Cahaya Warnai Fun Pasar Rakyat 2025

Selasa, 30 September 2025 - 21:41 WIB

Barantin Kurang Peduli, Ekspor Sarang Walet Turun; ARPG Minta Komisi IV Lakukan Pengawasan

Selasa, 30 September 2025 - 13:05 WIB

SPPG Bujur Tengah 2 Diduga Sajikan MBG Tak Layak

Berita Terbaru

You cannot copy content of this page