Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) tampil dalam peringatan World Press Freedom Day 2025. (Foto: Doc. TimesIN).
JAKARTA – Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) tampil mencolok dalam peringatan World Press Freedom Day 2025 di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta, Sabtu (3/5).
Acara yang mengusung tema global “Media Sustainability: Strengthening Democracy & Public Trust” ini menjadi momentum penting bagi SMSI untuk menegaskan peran media lokal di era digital.
Kegiatan ini digelar oleh Komite Tentang Tanggung Jawab Perusahaan Platform Digital untuk Jurnalisme Berkualitas (KTP2JB) bersama Institute of Journalism (IIJ), dan menjadi panggung strategis bagi media untuk membahas masa depan kebebasan pers.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
SMSI hadir melalui stan pameran interaktif yang mengusung tema “Suara Media Siber dari Daerah untuk Dunia”. Melalui pameran ini, SMSI menunjukkan dedikasi dalam membangun media siber daerah yang profesional, berdaya saing, dan menjunjung tinggi etika jurnalistik.
Organisasi ini menekankan empat misi utama: memperkuat media lokal agar profesional, menjadi mitra dalam literasi digital dan kebijakan pers nasional, mendorong produksi konten berkualitas dan bertanggung jawab, serta memperluas jejaring kolaborasi lintas daerah.
Partisipasi SMSI turut mendapat dukungan dari berbagai mitra, seperti Siber Indonesia Network (din.co.id), Pusaran.co, siberindo.co, IKEI, serta jaringan hotel ternama seperti Novotel Tangerang, Claro Makassar, Hotel Episode Gading Serpong, Aston Serang, dan lainnya.
Ketua Umum SMSI Pusat Firdaus menekankan bahwa Hari Kebebasan Pers Sedunia adalah waktu untuk refleksi dan peneguhan komitmen.
“Di tengah tantangan era digital, media siber daerah harus menjadi jangkar informasi yang akurat, berimbang, dan beretika,” ujarnya.
“SMSI hadir bukan hanya untuk menyatukan suara media daerah, tapi juga untuk mengangkat martabat jurnalisme yang cerdas, independen, dan berpihak pada kepentingan publik. Media yang berkelanjutan adalah media yang dipercaya dan kepercayaan itu hanya lahir dari integritas yang tinggi.”
“Kebebasan pers adalah napas dari demokrasi, dan jurnalisme yang merdeka adalah cahaya bagi masyarakat. Di tengah arus deras informasi digital, pers harus menjadi kompas moral dalam menunjukkan arah yang benar, bukan sekadar cepat,” tegas Firdaus.
Firdaus juga menegaskan bahwa SMSI akan terus memastikan suara dari daerah ikut mewarnai wacana global. Baginya, kekuatan jurnalisme tidak hanya berasal dari kota besar, tapi juga dari pelosok tanah air.
“Pers yang bebas bukan hanya tentang hak berbicara, tapi tentang tanggung jawab menyuarakan kebenaran untuk dunia, dari Indonesia,” tutupnya penuh semangat.
Peringatan Hari Bhayangkara ke-79 di Lapangan Pancasila Kota Salatiga berlangsung dengan penuh khidmat dan kebersamaan.…
Dalam unggahan mereka yang bernada reflektif dan menggugah, kelompok ini menyoroti bagaimana kampus hari ini…
Zainurrozi, pengadu yang juga menyasar para pejabat tinggi bank plat merah milik Kabupaten Sumenep tersebut,…
Keprihatinan dan sorotan utama mereka berfokus pada RSUD dr. H. Moh. Anwar dan 30 Puskesmas…
Kasus ini telah naik ke tahap penyidikan, yang ditandai dengan diterbitkannya SPDP oleh Satuan Reserse…
Ketua Dear Jatim Korda Sumenep, Mahbub Junaidi, menilai bahwa penggerebekan tersebut sarat pelanggaran hukum acara…
This website uses cookies.