MotoGp – Claudio Domenicali Presiden Holding Ducati, mengaku khawatir dengan performa Francesco Bagnai dilintasan.
Hal itu Domenicali sampaikan saat menggelar pertemuan pertamanya, dari dua agenda pertemuan penting yang direncanakan tahun ini bersama para petinggi proyek balap dan tim pabrikan MotoGp. Sabtu (12/7).
Dalam konferensi persnya kepada media di Jerman, Domenicali bersama Bos General Manager Ducati Luigi Dall’Ihna menjawab isu terkait menurunnya performa Pecco sejak dalam beberapa balapan terakhir ini.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Keduanya kompak mengaku sangat khawatir dengan performa Pecco, terlebih pembalap asal Italia itu telah menggunakan motor MotoGp 25 dengan spesifikasi unggulan milik tim Pabrikan Ducati.
Pada tahun 2022, Pecco tampak siap untuk menghabiskan tahun-tahun terbaiknya bersama Ducati.
Selain itu, Pecco juga dipercaya memimpin program balap pabrikan dan diharapkan akan membawanya menuju masa depan cerah MotoGP di tahun 2027.
Namun, sang juara dunia MotoGp 2 kali itu membuyarkan segalanya dan menghancurkan semangat serta impian indah para petinggi Bos besar Ducati menjelang perayaan 100 tahun perusahaan Ducati.
“Ini seperti anjing yang mengejar ekornya sendiri,” kata Domenicali, dikutip dari Motogonki, Minggu (13/7).
Lanjut Domenicali, segala sesuatunya tidak berjalan sesuai rencana yang telah disusun dalam mimpi besar para Bos Besar Borgo Panigale Ducati pada tahun 2024.
“Saya tidak mengerti apa yang sedang terjadi,” ujarnya.
Sementara itu, saat Presiden Ducati melihat performa rekan setim Pecco yakni Marc Marquez. Marc terlihat memutuskan untuk berusaha sedikit dan cepat menyesuaikan pikirannya dengan Desmosedici GP25.
Sementara Pecco, yang sebelumnya ditunjuk sebagai Raja Ducati menuntut agar Ducati membuatkannya motor yang nyaman hanya untuknya.
“Kita dihadapkan pada masalah yang paling rumit dan sensitif. Soal sensasi, semuanya menjadi jauh lebih rumit. Kita memberinya (Pecco) bingkai baru untuk memberikan sensasi yang sama. Namun, ia mengeluhkan masalah yang terlalu global, seolah-olah ada sesuatu yang tidak berjalan pada tingkat yang secara fundamental berbeda,” ujar Domenicali.
Bahkan dirinya menilai, tanpa lagi menyembunyikan sedikit rasa jengkelnya. Sprint Race Sachsenring menunjukkan perbedaan mendasar antara seorang pembalap hebat Marc Marquez, dan pembalap yang sepenuhnya bergantung pada motornya.
Dalam Sprint Sachsenring, Marc Marquez terlihat berjuang untuk kemenangan. Dan dia menyadari bahwa ia tidak membutuhkan kemenangan, dan bahwa posisi kedua pun sudah cukup.
Namun ia berani mengambil risiko, meski Marc hampir saja terjatuh di trek basah. Sementara Pecco menyelesaikan balapan di posisi belakang tertinggal jauh berada di posisi ke-12 dan tidak mendapatkan satu poin pun.
“Kami ingin melihat semua pembalap kami finis di podium, tetapi sekarang situasinya tidak mudah. Tugas kami, tugas tim, adalah mengembalikan motor ke podium. Situasi dengan Pecco sedikit mengkhawatirkan kami. Saya khawatir karena saya tidak mengerti apa yang terjadi,” tandasnya.