SUMENEP – Penjabat (Pj) Kepala Desa (Kades) Sentol Daya, Kecamatan Pragaan, Sumenep Suaidi, akhirnya buka suara perihal heboh pengelolaan unit usaha Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Permata yang diduga dilakukan secara asal-asalan hingga mengakibatkan unit usaha berupa toko sembako gulung tikar, Kamis (20/11).
Saat dikonfirmasi media Timesin, Suaidi mengaku bahwa kondisi unit usaha BUMDes Permata berupa toko sembako tersebut sudah tutup sejak dirinya ditunjuk untuk menduduki jabatan Pj di Sentol Daya.
“Untuk unit sembakonya, karena saya masih baru 10 bulan menjabat, saya tidak tahu. Toko sembakonya sudah tidak ada (tutup),” ujarnya, Rabu (19/11).
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Kendati demikian, Suaidi mengaku bahwa pengelolaan BUMDes untuk saat ini terbilang berjalan cukup baik. Bahkan, ia menyebut pengurus saat ini telah menjalankan satu unit usaha baru berupa penggemukan sapi.
“BUMDes itu kan dapat 20 persen pengelolaan dari Dana Desa (DD). Usahanya jalan, usahanya ada penggemukan sapi di Dusun Nung Bunter, dan pembelian sapi sudah 12 ekor,” terangnya.
Di sisi lain, saat dikonfirmasi perihal adanya pertanggungjawaban dari pengurus terkait ditutupnya unit usaha sembako yang dikabarkan gulung tikar sejak 2024 lalu, Suaidi dengan tegas mengaku tidak menerima penjelasan apa pun dari para pengurus BUMDes. “Tidak ada,” pungkasnya singkat.
Diberitakan sebelumnya, salah seorang warga Sentol Daya berinisial A mengatakan bahwa unit usaha koperasi sembako BUMDes Permata sudah tidak beroperasi semenjak hampir dua tahun silam.
“Kurang lebih dua tahun, diduga sudah tidak beroperasi. Namun yang mencurigakan, dana untuk BUMDes masih terus berjalan,” kata dia kepada media Timesin, Selasa (17/11).
Terpisah hingga berita ini dimuat, pengurus BUMDes Permata, masih enggan untuk memberikan komentar apapun kepada media ini, terlihat pesan klarifikasi yang dikirim pewarta tidak mendapat respon apapun, kendati telah terkirim.












