Pamekasan | TIMESIN.ID- Sehubungan beredarnya secara luas layaknya virus soal video yang diduga pesta-pesta di kantor Bank Jatim Cabang Pamekasan pada tanggal 03 Juli 2025 kini menjadi kontroversial di kalangan para alim ulama, Umaroh, habaib dan tokoh agama. Salahsatunya muncul kecaman keras dari pengasuh pondok pesantren Nurul Hikmah Desa Blumbungan Kecamatan Larangan Pamekasan. Jum’at (08/8/2025)
Pasalnya, kegiatan yang dilakukan oleh pihak Bank Jatim Pamekasan sudah bertentangan dengan nilai-nilai moral, nilai agama dan etika masyarakat Madura khususnya Pamekasan yang dikenal sangat religius kegiatan seperti karaoke dilanjutkan dengan aksi sawer kepada Lady Companion (LC) dianggap sebagai bentuk hal yang mencoreng syariat Islam yang mencederai kepercayaan masyarakat terhadap kelembagaan keuangan milik pemerintah.
Pengasuh pondok pesantren Nurul Hikmah RKH Anis Cipta Dewata menyampaikan saat di konfirmasi bahwa selogan Gerbang Salam Ini adalah identitas religius Kabupaten Pamekasan yang mencerminkan semangat pembangunan yang berbasis nilai-nilai Islam, lalu kami menilai bahwa kegiatan yang dilakukan oleh Bank Jatim Pamekasan telah mencoreng dan menghianati semangat gerbang salam
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Hal tersebut bertolak belakang dengan misi-misi seperti misi moral misi spiritual dan misi sosial yang terkandung dalam slogan-slogan tersebut,” katanya.
Ia juga menambahkan perusahaan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) seperti Bank Jatim seharusnya menjadi teladan dan berintegritas dalam etika dan tanggung jawab sosial.
“Karaoke dan aksi sawer tidak layak dilakukan oleh lembaga publik, ini bukan hanya mencederai perusahaan tetapi bisa memberikan contoh yang buruk bagi masyarakat khususnya Pamekasan dan generasi-generasi mudanya,” ungkap Pengasuh PP Nurul Hikmah RKH Anis Cipta Dewata
Pada kesempatan yang sama RKH Anis Cipta Dewata juga menambahkan, pemerintah harus mengambil sikap tegas dan tidak kompromi terhadap pelanggaran-pelanggaran yang menyimpang dari nilai-nilai religius.
“Tergantung pemerintah setempat untuk bagaimana memberikan sangsi ataupun evaluasi yang baik sehingga masyarakat kembali percaya terhadap lembaga keuangan yang ada di Pamekasan,” tambahnya
Pengasuh pondok pesantren berlogo bintang sembilan yang berada di Desa Blumbungan tersebut berharap agar seluruh bentuk pertunjukan yang diadakan oleh lembaga publik mengandung nilai-nilai yang edukatif yang tidak menampilkan unsur-unsur amoral terlebih mengedepankan budaya lokal Madura dan kearifan Islam sehingga menjadi syiar dan penguatan karakter masyarakat bukan malah merusaknya.
“Kami mendesak adanya permintaan maaf terbuka dari pihak Bank Jatim Pamekasan sehingga diketahui oleh rakyat kemudian ada evaluasi dan pengawasan yang lebih ketat terhadap aktivitas lembaga milik negara utamanya yang di Pamekasan. Tentu hal ini harus ada kolaborasi antara para ulama para tokoh masyarakat para Umaroh untuk menjaga moralitas publik,” pungkasnya.
Perlu diketahui bersama bahwa awak media sudah konfirmasi kepada pihak Bank Jatim. Namun, sampai berita ini tayang belum juga ada tanggapan dan disinyalir ada dugaan pemblokiran terhadap nomor kontak awak media.