Pendidikan dan Keadilan Sosial: Tinjauan Filsafat Kritis

- Publisher

Sabtu, 3 Mei 2025 - 11:29 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Tisa Ayu Kumalasari (Mahasiswa Universitas KH Mukhtar Syafaat)

Tisa Ayu Kumalasari (Mahasiswa Universitas KH Mukhtar Syafaat)

KOLOM – Pendidikan merupakan pondasi utama dalam pembangunan manusia dan masyarakat. Ia tidak hanya berfungsi sebagai sarana transfer ilmu pengetahuan, tetapi juga sebagai alat pembebasan dan transformasi sosial.

Dalam konteks ini, filsafat kritis memberikan kerangka teoritis yang penting untuk memahami dan mengevaluasi bagaimana sistem pendidikan berperan dalam menciptakan atau justru mempertahankan ketimpangan sosial.

Peran Pendidikan dalam Masyarakat

Tokoh-tokoh seperti Paulo Freire dan Henry Giroux menekankan bahwa pendidikan harus bersifat emansipatoris—membebaskan manusia dari struktur yang menindas dan menciptakan ruang bagi partisipasi aktif dalam kehidupan sosial yang adil.

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

Menurut filsafat kritis, pendidikan tidak pernah netral. Dalam praktiknya, pendidikan dapat menjadi alat ideologis yang memperkuat status quo, melanggengkan dominasi kelompok tertentu, serta memarjinalkan suara-suara dari kelompok yang tertindas.

Baca Juga :  Repot Memahami Kritik Publik dan Pribadi

Hal ini dapat dilihat dari kurikulum yang bias kelas, gender, dan budaya, serta praktik pembelajaran yang otoriter dan minim dialog.

Paulo Freire dalam bukunya Pedagogy of the Oppressed menyebut pendekatan seperti ini sebagai “pendidikan gaya bank”, di mana siswa dipandang sebagai wadah kosong yang harus diisi oleh pengetahuan versi penguasa. Dalam kerangka ini, pendidikan gagal membentuk individu yang kritis dan sadar akan realitas sosialnya.

Pendidikan Emansipatoris dan Kesadaran Kritis

Sebaliknya, filsafat kritis mendorong pendekatan pendidikan yang dialogis, partisipatif, dan reflektif. Pendidikan seharusnya menjadi proses bersama antara pendidik dan peserta didik untuk memahami realitas sosial dan mengubahnya secara kolektif.

Baca Juga :  Menelusuri Jejak Kebenaran dalam Angka

Dengan membangkitkan kesadaran kritis (conscientization), pendidikan mampu membekali individu dengan kemampuan untuk menilai ketidakadilan, merumuskan solusi, dan bertindak secara etis dalam masyarakat.

Dalam hal ini, keadilan sosial bukan sekadar distribusi sumber daya secara merata, tetapi juga pengakuan terhadap keragaman identitas, kesempatan yang setara, dan pembongkaran struktur dominasi.

Pendidikan yang berlandaskan filsafat kritis juga menuntut adanya perubahan dalam struktur institusional dan kebijakan publik. Misalnya, akses terhadap pendidikan berkualitas harus dijamin bagi semua lapisan masyarakat, terutama kelompok-kelompok yang secara historis tersingkirkan.

Transformasi Sistem Pendidikan

Selain itu, diperlukan pelatihan guru yang tidak hanya berfokus pada metodologi pengajaran, tetapi juga pada kesadaran sosial dan politik. Kurikulum pun harus dirancang untuk membangun pemikiran kritis, empati, dan kemampuan bertindak dalam menghadapi tantangan sosial.

Baca Juga :  Pandangan Filsafat Matematika terhadap Ketakterhinggaan

Dengan demikian, pendidikan dan keadilan sosial adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Pendidikan harus menjadi alat perubahan yang berorientasi pada penciptaan masyarakat yang lebih adil, demokratis, dan manusiawi.

Filsafat kritis memberikan arah dan refleksi yang tajam terhadap peran pendidikan dalam menghadapi ketimpangan sosial. Melalui pendekatan ini, pendidikan tidak hanya mencerdaskan kehidupan bangsa, tetapi juga membebaskan dan memanusiakan.

 

_________

*Oleh: Tisa Ayu Kumalasari (Mahasiswa Universitas KH Mukhtar Syafaat)

Follow WhatsApp Channel timesin.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Makna Pengorbanan Pada Sesama di Hari Raya Idul Adha 1446 H
Banyak Masalah Karena Tidak Membaca: Aplikasi Hermeneutika Subjektif Ala Gadamer
Jika Saksi Diminta Diam, Jelas Hukum Dipermainkan
Copot Said Abdullah dari Ketua Banggar DPR RI
Sumenep Banjir Rokok Ilegal, Ternak Pita Cukai, Pengusaha Bentuk Paguyuban: Strategi Bertahan atau Siasat Bertahan Hidup?
Logika, Angka, dan Kehidupan: Mengapa Matematika Penting?
Matematika: Bahasa Keindahan Alam
Filsafat Matematika dalam Membangun Realitas

Berita Terkait

Sabtu, 7 Juni 2025 - 18:40 WIB

Makna Pengorbanan Pada Sesama di Hari Raya Idul Adha 1446 H

Jumat, 30 Mei 2025 - 14:59 WIB

Banyak Masalah Karena Tidak Membaca: Aplikasi Hermeneutika Subjektif Ala Gadamer

Kamis, 22 Mei 2025 - 12:00 WIB

Jika Saksi Diminta Diam, Jelas Hukum Dipermainkan

Selasa, 20 Mei 2025 - 15:32 WIB

Copot Said Abdullah dari Ketua Banggar DPR RI

Selasa, 13 Mei 2025 - 23:37 WIB

Sumenep Banjir Rokok Ilegal, Ternak Pita Cukai, Pengusaha Bentuk Paguyuban: Strategi Bertahan atau Siasat Bertahan Hidup?

Berita Terbaru

You cannot copy content of this page