SUMENEP – Warga Sumenep makin gerah dengan pelayanan di RSUD dr. H. Moh. Anwar. Di bawah kepemimpinan Dr. Erliyanti M.Kes, bukannya membaik, keluhan justru makin menumpuk, Senin (26/5).
Keluhannya pun beragam mulai dari sikap perawat yang seenaknya, pasien BPJS yang diperlakukan beda, sampai dugaan kamar rawat yang bisa “dipesan” lewat jalur dalam.
Adit, salah satu warga, bilang kalau perawat sudah gak ada lagi rasa empati. Hal-hal kecil yang harusnya jadi bentuk perhatian malah dikesampingkan.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Beberapa oknum perawat ketika mengantarkan makanan kepada pasien tidak diantar ke dalam, hanya ditaruh di luar dengan muka judes,” ungkapnya.
Keluhan serupa juga datang dari Robet. Dia terang-terangan curiga ada perlakuan beda antara pasien umum dan yang pakai BPJS.
“Kalau menggunakan BPJS, kurang pelayanan yang baik bahkan obat untuk pasien terputus,” katanya. Menurutnya, ini bukan soal teknis. Ini soal mentalitas pelayanan yang makin amburadul.
Yang bikin publik makin resah, ada cerita warga yang bawa pasien dalam kondisi kritis tapi malah ditolak dengan alasan klise: kamar penuh.
“Pernah membawa pasien yang kritis, tapi oknum dari pihak RSUD mengatakan kalau ruangannya sudah penuh,” katanya.
Tapi setelah dia hubungi kenalannya yang punya akses ke orang dalam rumah sakit, sikap petugas langsung berubah.
“Ketika menelpon salah satu orang yang mempunyai kenalan orang dari RSUD, pihak oknum tersebut langsung menawarkan dan bahkan lengkap dengan BPJSnya,” tambahnya.
Masyarakat mendesak perubahan. RSUD milik publik, bukan tempat main koneksi. Semua pasien harusnya punya hak yang sama, tanpa pandang status atau siapa yang mereka kenal.
Sampai berita ini dimuat, Dr. Erliyanti M.Kes belum memberi tanggapan meski sudah dikonfirmasi lewat WhatsApp.