Liga Champions – Empat klub elite Eropa resmi mengamankan tempat di babak semifinal Liga Champions 2025. Jum’at (18/4).
Barcelona, Arsenal, Inter Milan, dan Paris Saint-Germain akan saling sikut demi satu tiket menuju partai final.
Keempat tim tampil gemilang sepanjang musim dan kini hanya selangkah lagi dari puncak kejayaan. Inilah potret kekuatan masing-masing semifinalis.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Barcelona bangkit dan bersinar kembali bersama pelatih anyar Hansi Flick. Pelatih asal Jerman itu membawa pendekatan taktis yang lebih disiplin dan efisien, tanpa meninggalkan filosofi menyerang khas Blaugrana.
Generasi muda seperti Lamine Yamal, Pedri, dan Gavi menjadi tulang punggung tim, berpadu dengan pengalaman Ilkay Gündoğan dan ter Stegen.
Kekuatan utama Barcelona ada pada penguasaan bola dan pressing tinggi yang lebih terstruktur, dipadukan dengan fleksibilitas taktik khas Bundesliga yang dibawa Flick.
Arsenal menciptakan kejutan dengan melaju hingga semifinal. Setelah lama absen dari panggung besar Eropa, tim asuhan Mikel Arteta tampil percaya diri dan penuh semangat.
Para pemain muda seperti Bukayo Saka, Gabriel Martinelli, dan Martin Ødegaard menunjukkan kedewasaan permainan luar biasa musim ini.
The Gunners mengandalkan kecepatan, permainan kolektif, dan tekanan tinggi yang membuat lawan sulit bernapas.
Dengan kombinasi lini depan agresif dan pertahanan disiplin, Arsenal kini menjadi salah satu kuda hitam paling berbahaya di kompetisi.
Inter Milan tampil konsisten sejak fase grup hingga perempat final. Pelatih Simone Inzaghi mempertahankan skema 3-5-2 yang sudah terbukti efektif.
Kekuatan utama Inter terletak pada keseimbangan antara pertahanan yang kokoh dan serangan yang efisien.
Lautaro Martínez tampil sebagai pemimpin lini depan, dengan dukungan lini tengah berpengalaman seperti Nicolò Barella dan Hakan Çalhanoğlu.
Inter bukan tim paling mencolok secara statistik, tapi mereka sangat klinis dan disiplin secara taktikal.
Paris Saint-Germain menjalani musim transisi pasca-ditinggal Kylian Mbappé, namun justru tampil lebih kolektif dan solid di bawah arahan Luis Enrique.
Eks pelatih Barcelona itu membangun tim yang tidak lagi bergantung pada satu pemain bintang.
Ousmane Dembélé, Gonçalo Ramos, dan Warren Zaïre-Emery menjadi poros baru permainan PSG. Mereka bermain lebih cair, fleksibel, dan mengandalkan kerja sama tim.
PSG kini tak hanya mengejar status, tetapi juga memburu gelar pertama mereka di Liga Champions dengan pendekatan yang lebih realistis.
Empat gaya bermain berbeda akan saling bertemu di semifinal. Barcelona dengan dominasi bola, Arsenal yang cepat dan agresif, Inter yang disiplin dan solid, serta PSG yang kini tampil lebih kolektif. Tak ada favorit mutlak, semuanya punya peluang yang sama untuk tampil di final.
Babak semifinal dipastikan akan menyuguhkan drama, taktik kelas dunia, dan semangat juang tinggi. Sepak bola Eropa tengah menanti siapa yang akan keluar sebagai raja di musim 2024/2025.
Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Malang sukses menyelenggarakan Training Raya Nasional 2025 dengan format baru yang…
Kapolsek Guluk-Guluk, AKP Akhmad Gandi, S.H., menyampaikan bahwa peringatan Hari Bhayangkara kali ini harus menjadi…
Jaringan Kawal Jawa Timur menilai KPK lamban dan cenderung tebang pilih. Dalam aksi demonstrasi di…
Buntut adanya dugaan carut marutnya pengelolaan Dana Desa (DD) dan Alokasi Dana Desa (ADD) sebagaimana…
Peringatan Hari Bhayangkara ke-79 di Lapangan Pancasila Kota Salatiga berlangsung dengan penuh khidmat dan kebersamaan.…
Dalam unggahan mereka yang bernada reflektif dan menggugah, kelompok ini menyoroti bagaimana kampus hari ini…
This website uses cookies.