Timesin, Yogyakarta – Sekitar lima puluh pengurus Senat dan BEM Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa (UST) menggelar aksi demonstrasi damai di kampus pusat Jl. Batikan, Yogyakarta, Senin (19/8/2025). Aksi ini merupakan respons atas dugaan rekaman suara Rektor UST, Prof. Pardimin, yang viral dan dinilai menyakitkan hati mahasiswa.
Meski masih dalam masa liburan kuliah, peserta aksi yang terdiri dari pengurus BEM UST dan sekitar 20 Presiden Mahasiswa dari kampus se-DIY tetap hadir untuk menyuarakan aspirasi. Mereka mulai berkumpul sejak pukul 11.00 WIB di pintu utara kampus pusat.
Sekitar pukul 16.00 WIB, pagar pintu masuk kampus berhasil didorong massa hingga roboh. Setelah itu, mahasiswa akhirnya diterima pihak rektorat untuk berdialog.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Ini adalah awal untuk menunjukkan bahwa harga diri mahasiswa tidak bisa direndahkan seenaknya. Zaman pendidikan intimidatif sudah berlalu. Seorang rektor seharusnya mengayomi mahasiswa, bukan melontarkan komunikasi verbal yang berpotensi menjadi bibit premanisme kampus,” tegas salah satu orator, dalam rilisnya, Kamis (20/8/2025) di Yogyakarta.
Dialog berlangsung hingga malam hari dan baru selesai pukul 20.44 WIB. Namun, hingga berita ini diturunkan, Presiden Mahasiswa UST belum memberikan keterangan resmi terkait hasil dialog tersebut. Upaya konfirmasi melalui sambungan WhatsApp juga belum dijawab.
Koordinator Forum BEM DIY, Faturahman, menegaskan pihaknya akan terus mengawal gerakan mahasiswa UST. Ia juga menekankan pentingnya solidaritas lintas kampus untuk menjawab tantangan yang disampaikan Rektor UST.
“Forum BEM DIY solid mengawal aksi ini. Target kami adalah memastikan marwah mahasiswa tetap terjaga dan menolak segala bentuk tirani birokrasi yang menekan mahasiswa,” ujarnya.
Aksi damai ini dikawal oleh Forum BEM DIY bersama gerakan mahasiswa dari organisasi ekstra kampus. Para mahasiswa menegaskan bahwa tuntutan mereka bukan hanya merespons pernyataan rektor, tetapi juga menolak segala praktik intimidasi dalam dunia pendidikan.
Seorang alumni yang enggan disebutkan namanya menyampaikan adanya isu di kalangan mahasiswa bahwa demonstrasi ini dituding sebagai gerakan yang diarahkan oleh pihak yayasan. Alumni tersebut menambahkan bahwa dugaan ini muncul setelah beredar kabar mengenai surat jawaban pembina yayasan terkait evaluasi pengeluaran rektorat. Surat tersebut, menurut sumber, sudah dikirim sejak 2024 namun belum sepenuhnya diketahui mahasiswa.
Terkait dugaan ini, mahasiswa menilai bahwa substansi gerakan mereka tetap berangkat dari keresahan atas komunikasi rektor yang dinilai intimidatif serta adanya kebutuhan transparansi keuangan rektorat. (red)
Pihak rektorat UST hingga berita ini diturunkan belum memberikan keterangan resmi atas aksi mahasiswa maupun isu yang berkembang di kalangan alumni. (red)