Ilustrasi Koperasi Merah Putih
SUMENEP – Pembentukan Koperasi Merah Putih di Kabupaten Sumenep terus berlanjut dengan percepatan signifikan, Rabu (28/5).
Hingga akhir Mei 2025, program ini hanya tinggal menyasar wilayah Guluk-Guluk dan tiga desa di kepulauan yang belum terjangkau.
Kepala Bidang Koperasi dan Kelembagaan di Diskoperindag Sumenep Darussalam, menyatakan bahwa tim teknis kini hanya fokus pada beberapa wilayah yang masih tertinggal.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Meskipun secara persentase belum ada data pasti, program pembentukan Koperasi Merah Putih di Sumenep hampir rampung. Tim teknis kini hanya fokus pada beberapa wilayah yang masih tertinggal.
“Kalau tidak salah, secara persentase memang belum kami tentukan. Tapi secara wilayah, itu tinggal Guluk-Guluk. Sementara untuk kepulauan, tinggal tiga desa lagi,” katanya.
Untuk memastikan keberhasilan program ini, jadwal pelaksanaan yang semula ditargetkan selesai pada Juni 2025 dipercepat menjadi akhir Mei. “Karena percepatan itu tadi, yang biasanya deadline itu bulan Juni, akhirnya dimajukan ke akhir Mei,” jelasnya.
Dalam rangka memenuhi target yang lebih cepat, tim yang semula terdiri dari dua orang kini dipecah untuk menyelesaikan lebih banyak wilayah.
“Makanya tim yang biasanya dua orang itu, sekarang dipecah jadi satu orang. Tujuannya ya untuk memenuhi percepatan itu tadi,” tambahnya.
Meski percepatan berjalan, ada beberapa tantangan yang dihadapi baik secara internal maupun eksternal.
Di sisi internal, program ini berjalan sesuai jadwal, namun faktor eksternal seperti ketidakpastian jadwal dari masing-masing desa menjadi hambatan utama.
“Kalau secara hambatan internal, mungkin tadi sudah disampaikan oleh Pak Camat—itu sesuai dengan jadwal. Tapi secara eksternal, ya itu tadi, jadwal dari masing-masing desa yang kadang tidak menentu,” terang dia.
Koperasi Merah Putih juga mengandalkan kontribusi dari anggota untuk memajukan permodalan. Diskoperindag Sumenep menegaskan pentingnya penyertaan modal dari anggota koperasi itu sendiri, selain sumber pendanaan lain.
“Secara informasi, ya kita tidak menelan itu bulat-bulat. Tapi kalau soal perkoprasian, modal itu memang direkomendasikan dari internal sendiri. Tadi, misalnya ada penyertaan dari anggota, ya silakan saja,” pungkasnya.
Dengan berbagai upaya percepatan ini, diharapkan Koperasi Merah Putih tidak hanya sebagai formalitas, tetapi bisa benar-benar menjadi pendorong ekonomi lokal yang mandiri.
Pemerintah Sumenep berharap melalui program ini, koperasi dapat memperkuat ekonomi masyarakat desa, terutama di wilayah yang terisolasi. Pemantauan terus dilakukan untuk memastikan keberlanjutan koperasi setelah dibentuk.
Koperasi Merah Putih di Sumenep diharapkan bisa menjadi contoh bagi daerah lain dalam pengelolaan koperasi yang efisien dan berdampak langsung kepada perekonomian masyarakat.
Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Malang sukses menyelenggarakan Training Raya Nasional 2025 dengan format baru yang…
Kapolsek Guluk-Guluk, AKP Akhmad Gandi, S.H., menyampaikan bahwa peringatan Hari Bhayangkara kali ini harus menjadi…
Jaringan Kawal Jawa Timur menilai KPK lamban dan cenderung tebang pilih. Dalam aksi demonstrasi di…
Buntut adanya dugaan carut marutnya pengelolaan Dana Desa (DD) dan Alokasi Dana Desa (ADD) sebagaimana…
Peringatan Hari Bhayangkara ke-79 di Lapangan Pancasila Kota Salatiga berlangsung dengan penuh khidmat dan kebersamaan.…
Dalam unggahan mereka yang bernada reflektif dan menggugah, kelompok ini menyoroti bagaimana kampus hari ini…
This website uses cookies.