Kolom

Banyak Masalah Karena Tidak Membaca: Aplikasi Hermeneutika Subjektif Ala Gadamer

KOLOM – Selain sebagai proses kematangan berpikir, membaca juga menjadi bagian dari salah satu syarat untuk menghilangkan beban kehidupan. Membaca juga menjadi pelatihan fokus untuk menyelami sebuah perkara sehingga bisa menghilangkan perkara yang lain.

Kehidupan ini kompleks dengan masalah. Sedangkan masalah bisa membuat manusia putus asa. Dimulai dari satu masalah, berganti ke masalah yang lain, lalu hilanglah fokus untuk menyelesaikan masalah yang satu, dan terjadilah sebuah kegelisahan yang sulit disembuhkan.

Manusia rentan dipengaruhi oleh banyak hal, bahkan oleh kesalahan berpikirnya sendiri, sehingga menimbulkan berbagai macam persoalan yang sejatinya disebabkan oleh pemikirannya sendiri.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Membaca sebagai Jalan Kedewasaan dan Solusi Kehidupan

Hal itu menjadi salah satu persoalan serius, sehingga memerlukan alternatif khusus di dalam menyelesaikannya. Salah satu solusi yang bisa ditawarkan adalah dengan cara membaca, baik membaca buku dan segala hal yang bisa dibaca dalam kehidupan.

Seperti yang sudah dijelaskan di atas, bahwa membaca menjadi bagian penting untuk menghilangkan stres yang muncul akibat berbagai macam masalah yang masih belum bisa diselesaikan.

Dengan membaca, manusia bisa mengalihkan fokus kepada sesuatu yang lain. Dan pengalihan ini bukan kepada kegelisahan baru, tetapi kepada kebahagiaan baru karena bisa mendapatkan penemuan yang sebelumnya tidak diketahui.

Masalah Hidup: Antara Keterbatasan dan Kegelisahan

Penemuan terhadap sesuatu yang baru dari membaca inilah yang menjadi salah satu faktor kebahagiaan manusia. Manusia cenderung akan merasa bahagia apabila dapat mengetahui sesuatu yang baru dalam kehidupannya. Sehingga banyak yang ingin menampilkan pengetahuan baru tersebut bahkan bisa dijadikan sebagai proses kebahagiaan hidup yang lebih besar.

Bisa jadi, penemuan baru yang dihasilkan dari membaca bisa dijadikan sebagai pemecahan terhadap salah satu masalah yang sedang dihadapinya. Ada banyak buku dan pelajaran yang bisa dibaca untuk dijadikan sebagai solusi dalam menjalani kehidupan.

Banyak khasiat membaca yang bisa diakses dari berbagai sumber untuk dibaca dan dijadikan sebagai tangga menaiki puncak sukses dan kebahagiaan dalam kehidupan. Tetapi seringkali diabaikan dengan berbagai sebab yang dijadikan alasan.

Padahal, membaca adalah proses menemukan jati diri sebagai manusia. Dengan membaca, manusia bisa menjadi segala apa yang dimimpikannya dalam kehidupan, bahkan di akhirat.

Barang siapa yang menginginkan dunia, hendaklah dengan ilmu. Barang siapa yang menginginkan akhirat, hendaklah dengan ilmu. Dan barang siapa yang menginginkan keduanya, maka hendaklah dengan ilmu,” (Hadits Arba’in).

Salah satu contoh sederhana, ada manusia yang dililit hutang, lalu ditagih. Padahal, dirinya masih belum punya uang karena tidak memiliki pekerjaan dan kerjanya pun serabutan. Di sisi lain, dia sedang sakit yang membutuhkan obat demi kesembuhannya, bahkan di sisi lain lagi, dia hidup sebatang kara, dan banyak lagi masalah yang dihadapinya.

Jika semua masalah tersebut hanya dipikirkan tanpa adanya alternatif untuk membaca setiap titik masalahnya demi menemukan solusi, maka tidak menutup kemungkinan manusia tersebut akan mengalami kegelisahan, bahkan bisa berdampak negatif sehingga bisa berbuat fatal dalam kehidupan, seperti mencuri, merampok, bahkan bunuh diri.

Lalu, apa yang perlu dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut?

Lagi-lagi jawabannya adalah membaca. Bisa membaca buku maupun membaca segala kemungkinannya. Jika kesempatannya masih lama, maka bacalah setiap buku yang berkaitan dengan solusi untuk menyelesaikan segala persoalan di atas.

Kesalahan Berpikir sebagai Akar Masalah

Tetapi, jika waktu sudah mepet, maka jalan satu-satunya adalah membaca satu demi satu persoalan atau masalah yang sedang dihadapi. Lihatlah masalah tersebut dengan keadaan tenang dan sabar.

Lalu, tentukan di mana masalah yang harus diselesaikan lebih awal dari sekian banyak masalah tersebut. Jika membayar hutang adalah masalah yang harus diselesaikan pertama, maka fokuskan waktunya untuk mendapatkan uang dengan cara yang halal, baik bekerja kepada orang lain, memberikan jasa pelayanan, bahkan berjualan jika dimungkinkan bisa.

Fokuskan waktumu hanya kepada hal tersebut, jangan alihkan lagi kepada persoalan lain yang bisa menghentikan prosesmu untuk menyelesaikan persoalan yang pertama yang sudah ditentukan solusinya.

Membaca sebagai Terapi Mental dan Spiritualitas

Jika dalam keadaan sakit, apakah bayar hutang lebih didahulukan? Pertanyaan ini sangat sulit apabila tanpa sebuah perenungan dalam keadaan tenang.

Pertama, jika sakitnya parah, maka lebih baik sembuhkan dulu. Tetapi jika ringan, maka berusahalah untuk tetap bangkit demi bisa membayar hutang. Jika sakitnya parah, sampaikan dengan jujur kepada orang yang menagih hutangnya, dan berjanjilah bahwa setelah sembuh kamu akan membayar hutangnya.

Jika pun tetap memaksa, maka carilah orang yang bisa membantumu untuk menyelesaikan persoalan rumit yang sedang kamu hadapi.

Dan jika pun sudah tidak ada lagi manusia yang peduli denganmu, maka jalan satu-satunya adalah meminta pertolongan dari Allah, karena hanya Dia yang bisa membantumu dengan jalan yang bahkan kamu pun tidak bisa menyangkanya.

Menemukan Solusi melalui Bacaan

Ada banyak kemungkinan yang bisa dibaca dan dijadikan sebagai solusi untuk menyelesaikan persoalan kehidupan. Tentunya, hal itu membutuhkan kesungguhan di dalam mempelajari hakikat kehidupan dari berbagai sumber.

Semakin banyak manusia membaca, maka ia akan semakin tenang menjalani kehidupan, bahkan, kegelisahan yang terjadi dalam kehidupan seorang pembaca, itu lebih baik daripada kegelisahan yang dialami oleh orang yang tidak pernah membaca sama sekali.

Banyak contoh yang bisa dijadikan sebagai kajian dalam upaya menyelesaikan persoalan kehidupan, tetapi sekelumit contoh diatas bisa dijadikan salah satu pegangan. Semoga bermanfaat, amin.

Aplikasi Hermeneutika Subjektif Ala Gadamer dimaksudkan hanya untuk menepis anggapan bahwa tulisan ini tidak objektif. Wallahu A’lam!

 

_____________

Oleh: Syuhud Syayadi Amir (Mahasiswa Pasca Sarjana UIN Madura, Prodi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir)

Redaksi

Recent Posts

Rp7 Triliun Dana Hibah Jatim Diduga Bocor, KPK Diminta Bertindak Tegas

Jaringan Kawal Jawa Timur menilai KPK lamban dan cenderung tebang pilih. Dalam aksi demonstrasi di…

46 menit ago

Carut Marut Pengelolaan DD-ADD, Aktivis  Minta DPMD Sumenep Evaluasi Kinerja Kepala Desa

Buntut adanya dugaan carut marutnya pengelolaan Dana Desa (DD) dan Alokasi Dana Desa (ADD) sebagaimana…

1 jam ago

Silat Bersatu di HUT Bhayangkara ke-79 Salatiga, Tanda Damai Budaya

Peringatan Hari Bhayangkara ke-79 di Lapangan Pancasila Kota Salatiga berlangsung dengan penuh khidmat dan kebersamaan.…

23 jam ago

Mahasiswa Kritisi Sistem Perkuliahan yang Membunuh Idealisme

Dalam unggahan mereka yang bernada reflektif dan menggugah, kelompok ini menyoroti bagaimana kampus hari ini…

1 hari ago

Dugaan Korupsi dan Rekayasa Pembiayaan di BPRS Dilaporkan ke Polisi

Zainurrozi, pengadu yang juga menyasar para pejabat tinggi bank plat merah milik Kabupaten Sumenep tersebut,…

1 hari ago

Aktivis Desak Polisi Periksa Dirut RSUD Moh. Anwar Terkait Dugaan Korupsi Dana BLUD

Keprihatinan dan sorotan utama mereka berfokus pada RSUD dr. H. Moh. Anwar dan 30 Puskesmas…

1 hari ago

This website uses cookies.