Aliansi Mahasiswa Giliraja Melawan: Kritik Pernyataan Bupati Sumenep Tentang Petani

- Publisher

Minggu, 17 Agustus 2025 - 16:02 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Moh. Helmi, Kabid Intelektual Aliansi Mahasiswa Giliraja.

Moh. Helmi, Kabid Intelektual Aliansi Mahasiswa Giliraja.

SUMENEP – Pernyataan Bupati Sumenep, Achmad Fauzi Wongsojudo, Pada 13 Agustus 2025 di Aula Wiraraja lantai dua Kantor Pemkab Sumenep, mengenai petani yang dianggap sebagai penyumbang angka kemiskinan menuai kritik tajam dari berbagai kalangan, terutama mahasiswa.

Pernyataan tersebut memicu diskusi mendalam tentang bagaimana petani dipandang di masyarakat serta tantangan yang mereka hadapi.

Moh. Helmi, Kabid Intelektual Aliansi Mahasiswa Giliraja (AMG), menilai pernyataan itu tidak hanya menunjukkan kurangnya pemahaman terhadap kondisi nyata petani, tetapi juga berpotensi memperburuk stigma negatif terhadap kelompok tersebut.

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

Mengamini pernyataan, Helmi, Ketua Umum AMG,Ilham Fikri Andri, menilai pernyataan Bupati Sumenep mencerminkan pandangan yang sempit tentang kehidupan petani.

Banyak petani bekerja keras untuk meningkatkan hasil pertanian, tetapi terjebak dalam situasi yang tidak menguntungkan akibat faktor eksternal seperti cuaca buruk, fluktuasi harga, dan keterbatasan akses terhadap sumber daya.

“Menyalahkan petani sebagai penyumbang kemiskinan tanpa mempertimbangkan konteks yang lebih luas dianggap tidak adil,” ujar Fikri.

Salah satu isu utama yang dihadapi petani adalah ketidakpastian cuaca. Di Sumenep, fluktuasi iklim kerap menyebabkan gagal panen yang merugikan.

Baca Juga :  Bupati Sumenep Serahkan 25 Becak Listrik Gratis

Bupati Fauzi sendiri mengakui bahwa cuaca yang tidak menentu dapat menyebabkan kerugian bagi petani. Namun, alih-alih memberikan solusi atau dukungan, pernyataannya justru menambah beban mental bagi para petani.

Keterbatasan Akses terhadap Sumber Daya

Petani juga sering menghadapi keterbatasan akses terhadap modal, pupuk, dan teknologi pertanian. Banyak di antara mereka tidak memiliki pengetahuan maupun kapasitas untuk mengadopsi praktik pertanian yang lebih baik.

Hal ini menjadi tantangan besar ketika mereka harus bersaing dengan petani dari daerah lain yang lebih maju. Dalam konteks ini, menyalahkan petani atas kemiskinan dianggap sebagai penyederhanaan yang tidak mencerminkan kompleksitas situasi yang sebenarnya.

Dampak Stigma Negatif

Romi Noer Alamsyah, Kabid Pengkaderan AMG, menilai stigma bahwa petani adalah penyebab kemiskinan dapat berdampak serius terhadap mental dan motivasi mereka.

“Petani adalah pahlawan pangan yang berkontribusi pada ketahanan pangan nasional. Alih-alih menempatkan mereka sebagai pihak yang bersalah, seharusnya ada upaya lebih untuk mendukung dan memberdayakan mereka agar bisa mandiri secara ekonomi. Kita akan mengawal sampai tuntas demi kesejahteraan petani,” ujar Romi, Minggu (17/8).

Baca Juga :  Bupati Sumenep Ultimatum Perusahaan Rokok yang Tak Produksi

Stigma negatif yang terus dilabelkan kepada petani dapat mengurangi rasa percaya diri serta menghambat motivasi mereka untuk berinovasi. Aliansi Mahasiswa Giliraja mengajak masyarakat untuk memahami bahwa petani adalah bagian integral dari perekonomian yang harus diperlakukan dengan hormat serta mendapat dukungan.

Masyarakat perlu lebih menghargai kerja keras petani. Mereka tidak hanya bertani untuk kepentingan sendiri, tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat luas.

Mengubah narasi negatif menjadi positif merupakan langkah penting dalam menciptakan lingkungan yang mendukung petani. AMG juga menekankan peran media dalam membangun citra positif mengenai petani dan kontribusinya.

Seruan untuk Aksi Kolektif

Melalui berbagai diskusi dan forum, Aliansi Mahasiswa Giliraja melalui Kabid Intelektual Moh. Helmi mengajak masyarakat untuk bersama-sama mendukung petani.

Mereka menyerukan perlunya kebijakan yang lebih inklusif serta program yang membantu petani mengatasi tantangan, seperti pelatihan manajemen risiko, akses permodalan, dan penerapan teknologi pertanian yang lebih baik.

Helmi menegaskan pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan petani. Pemerintah harus lebih peka terhadap kebutuhan petani dengan membuka ruang dialog yang konstruktif.

Dukungan berupa pelatihan, akses informasi, dan bantuan finansial diperlukan untuk meningkatkan produktivitas sekaligus ketahanan ekonomi petani.

Baca Juga :  Bupati Sumenep Siap Terima Kritik Konstruktif, Bukan Asal Tuduh

Inovasi dalam Pertanian

Inovasi juga menjadi kunci dalam meningkatkan hasil dan pendapatan petani. Dengan mengadopsi teknologi modern, petani dapat meningkatkan efisiensi sekaligus mengurangi risiko.

Mahasiswa mendorong pemerintah memberikan insentif untuk penelitian dan pengembangan sektor pertanian serta memfasilitasi akses petani terhadap teknologi terbaru.

Helmi juga menegaskan: “Pernyataan Bupati Sumenep tentang petani perlu ditanggapi dengan serius. Aliansi Mahasiswa Giliraja dan berbagai elemen masyarakat lainnya berkomitmen untuk melawan stigma negatif dan mendukung petani. Ini adalah waktu yang tepat untuk mengubah narasi dan menciptakan lingkungan yang mendukung bagi petani agar bisa berkontribusi lebih besar terhadap pembangunan daerah dan mengurangi angka kemiskinan,” kata dia.

Dengan dukungan yang tepat, petani dapat menjadi pendorong utama dalam pengembangan ekonomi lokal maupun nasional.

Masyarakat, mahasiswa, dan pemerintah harus bersatu menciptakan kebijakan yang mendukung pertanian berkelanjutan serta meningkatkan kesejahteraan petani.

Dengan demikian, angka kemiskinan dapat ditekan sekaligus membangun masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang.

“Kami tidak akan tinggal diam, apapun akan kami lakukan demi keadilan,” pungkasnya.

Follow WhatsApp Channel timesin.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Seret Nama Kadis, Akitivis Minta Kasus PATM 2019 di Sumenep Dibuka Kembali
Kasus Penganiayaan Bocah karena Layangan Putus di Sumenep Dilaporkan ke Polisi
Fit and Proper Test KI Sumenep Diduga Sarat Intrik
Dasco Yakin Efisiensi Anggaran Tujuannya untuk Perbaikan Kesejahteraan Rakyat
Forkopimcam Galis Peringati HUT RI ke-80 dengan Semarak Budaya
Aksi Unras Yayasan Taretan Legal Justitia Desak Copot Kasat Reskrim Polres Sumenep
PLD di Batumarmar Diduga Rangkap Jabatan Guru Bersertifikasi
HMI Cabang Sumenep Dukung Akuntabilitas Pengelolaan Dana Desa

Berita Terkait

Rabu, 20 Agustus 2025 - 09:47 WIB

Seret Nama Kadis, Akitivis Minta Kasus PATM 2019 di Sumenep Dibuka Kembali

Selasa, 19 Agustus 2025 - 14:07 WIB

Kasus Penganiayaan Bocah karena Layangan Putus di Sumenep Dilaporkan ke Polisi

Senin, 18 Agustus 2025 - 01:43 WIB

Fit and Proper Test KI Sumenep Diduga Sarat Intrik

Minggu, 17 Agustus 2025 - 17:32 WIB

Dasco Yakin Efisiensi Anggaran Tujuannya untuk Perbaikan Kesejahteraan Rakyat

Minggu, 17 Agustus 2025 - 16:16 WIB

Forkopimcam Galis Peringati HUT RI ke-80 dengan Semarak Budaya

Berita Terbaru

Ketua Jaringan Strategi Pemuda, Hasyim Khafani.

News

Fit and Proper Test KI Sumenep Diduga Sarat Intrik

Senin, 18 Agu 2025 - 01:43 WIB

You cannot copy content of this page