SUMENEP – Dugaan praktik pemotongan dana bantuan sosial (bansos) Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) oleh istri Kepala Desa Galis, Kecamatan Giligenting, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, memicu keresahan di kalangan warga penerima bantuan, Jum’at (7/11).
Sejumlah warga penerima bansos mengaku dana yang mereka terima mengalami pemotongan dengan nominal bervariasi tanpa alasan yang jelas.
“Bantuan saya Rp400 ribu dipotong Rp50 ribu, ada juga yang Rp100 ribu. Tidak transparan,” ujar salah seorang warga berinisial I yang enggan disebutkan namanya.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Ia menegaskan, warga tidak akan keberatan jika pemotongan dilakukan secara terbuka dan benar-benar untuk kepentingan bersama.
“Kalau memang jelas dan untuk kesejahteraan bersama, warga tidak akan keberatan. Tapi kenyataannya tidak begitu,” tambahnya.
Warga lain berinisial K menyebut Kepala Desa Galis beralasan pemotongan dilakukan karena sebagian penerima dianggap sudah mampu secara ekonomi. “Katanya yang dipotong itu orang-orang kaya, jadi tidak perlu dapat PKH,” kata K.
Keresahan warga semakin memuncak setelah beredarnya pesan suara dari Uni Firda, istri Kepala Desa Galis, yang diduga terlibat dalam praktik pemotongan dana bantuan tersebut.
Dalam rekaman suara yang tersebar di grup WhatsApp penerima PKH, Uni Firda terdengar melarang warga mengambil bantuan melalui pihak lain serta mengancam akan melaporkannya kepada sang suami jika melanggar.
“Semua kartu lama atau baru PKH, BPNT beras, atau apa pun jangan sampai saya menemukan mengambil ke yang lain. Kalau saya dengar, akan saya laporkan ke suami saya,” ujar Uni Firda dalam pesan suara itu.
Uni Firda berdalih tindakannya dilakukan demi kepentingan masyarakat, bukan untuk keuntungan pribadi.
“Saya bukan untuk pribadi, tapi untuk masyarakat. Yang saya lakukan kembali kepada kemasyarakatan,” katanya.
Namun, sejumlah warga menilai nada dan isi pesan tersebut bernuansa intimidatif serta memperkuat dugaan adanya penyalahgunaan kewenangan di lingkup desa.
Hingga berita ini ditayangkan, Kepala Desa Galis, Syafril, belum memberikan tanggapan saat dihubungi melalui pesan WhatsApp.












