PAMEKASAN – Lahir dari keluarga sederhana bukanlah penghalang bagi Prada Adi Widianto untuk meraih cita-citanya. Pemuda asal Dusun Tomang Mateh, Desa Blumbungan, Kabupaten Pamekasan, ini resmi dilantik sebagai anggota Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD), Sabtu (13/9).
Adi, sapaan akrabnya, merupakan putra pasangan Sutrisno dan Hosemah. Sehari-hari, ayahnya bekerja sebagai tukang servis elektronik dengan menerima panggilan memperbaiki berbagai peralatan rumah tangga, mulai dari kulkas, rice cooker, hingga kompor.
Semua dikerjakan demi memenuhi kebutuhan keluarga sekaligus mendukung pendidikan anak-anaknya.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Tak hanya sang ayah, ibunda Adi juga ikut berjuang. Hosemah setiap hari memproduksi Krepek Tette, kerupuk singkong khas Madura, yang dijual ke pasar maupun tengkulak.
Dari hasil jerih payah inilah, keluarga sederhana itu bisa tetap bertahan hidup dan membiayai pendidikan putra mereka.
Sejak kecil, Adi sudah ditempa dengan kedisiplinan, kemandirian, dan ketekunan. Ia terbiasa berjalan kaki puluhan kilometer menuju sekolah tanpa mengeluh.
Pendidikan
Pendidikan dasarnya ditempuh di SDN Blumbungan 5, lalu berlanjut ke SMP Satu Atap Blumbungan, dan menamatkan bangku SLTA di MAN 1 Pamekasan.
Tak hanya sekolah formal, Adi juga tekun menimba ilmu agama. Setiap sore ia belajar di Madrasah Diniyah Al-Ghazali, serta mendalami pengetahuan agama di masjid yang diasuh KH. Djatim Makmun di Dusun Kaju Rajah.
Selain itu, ia aktif mengikuti kegiatan positif seperti majelis tadarus Al-Qur’an, shalawat banjari, hingga kegiatan sosial kemasyarakatan.
Lingkungan religius dan dukungan kuat orang tua membentuk karakter Adi yang disiplin, rendah hati, sekaligus bersemangat tinggi. Ia tumbuh dengan keyakinan bahwa kesuksesan bisa diraih tanpa jalan pintas, melainkan dengan usaha, doa, dan restu orang tua.
Usaha tak Mengkhianati Hasil
Hasilnya, kerja keras itu terbayar. Adi resmi dilantik sebagai prajurit TNI AD pada Sabtu (13/9) di Dodikjur Rindam V/Brawijaya, Malang, Jawa Timur. Informasi ini dibenarkan oleh pamannya, Hartono, yang merasa bangga dengan capaian keponakannya.
Keberhasilan Adi kian istimewa karena diraih tanpa sepeserpun uang sogokan. Ia menjadi bukti nyata bahwa anak desa dengan keterbatasan ekonomi pun bisa bersaing secara murni.
Kisahnya sekaligus menjadi inspirasi bagi generasi muda bahwa untuk menjadi prajurit TNI, tidak harus berasal dari keluarga berpangkat tinggi atau kalangan elite.
Kisah Prada Adi Widianto adalah potret nyata bahwa doa, usaha keras, dan ketulusan hati orang tua bisa mengantarkan anak pada jalan kesuksesan.
Ia membuktikan bahwa semangat juang bukan hanya milik para perwira besar, melainkan juga milik anak tukang servis elektronik yang bercita-cita tinggi.