SUMENEP – Kasus dugaan pelecehan seksual kembali mengguncang lingkungan Universitas Bahaudin Mudhary (UNIBA) Madura, Kamis (15/5).
Kali ini, sorotan tertuju pada dinamika internal Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Manajemen, setelah salah satu pengurus inti mereka menjadi korban kekerasan seksual.
Korban yang menjabat sebagai sekretaris HMJ Manajemen itu disebut mengalami pelecehan seksual yang diduga dilakukan oleh seorang senior kampus berinisial YP.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Meski kasus ini telah dilaporkan ke pihak berwenang dan korban tengah didampingi lembaga bantuan hukum, sikap Ketua Umum HMJ Manajemen justru menuai kritik tajam.
Pasalnya, hingga berita ini diturunkan, Ketua Umum enggan memberikan pernyataan maupun dukungan moral terhadap korban, yang merupakan bagian dari kepengurusan organisasinya sendiri.
Dedy Wahyudi, Koordinator Aktivis Aliansi Penyelamat Masyarakat Sumenep (APMS), menilai sikap diam tersebut sebagai bentuk pembiaran yang mencerminkan krisis kepemimpinan serta rendahnya kepekaan terhadap isu kekerasan seksual di lingkungan kampus.
“Seharusnya Ketua Umum berdiri bersama korban, apalagi ini menyangkut anggota internalnya. Ini bukan hanya soal individu, tapi soal perlindungan terhadap hak-hak mahasiswa,” ujar Dedy, aktivis APMS yang turut mengawal kasus ini.
Tak hanya itu, Lembaga Pers Mahasiswa Authentic bersama sejumlah jaringan masyarakat sipil mendorong pihak UNIBA Madura—termasuk seluruh organisasi kemahasiswaan—untuk bersikap transparan dan memihak kepada korban.
Mereka juga menyerukan keterlibatan Komnas Perempuan, Komnas HAM, serta Komisi VIII DPR RI guna menyelidiki dugaan pelanggaran etika akademik dan kemungkinan upaya pembungkaman terhadap korban.