SURABAYA – Jaringan Kawal Jawa Timur (Jaka Jatim) kembali turun ke jalan, kali ini menggelar aksi demonstrasi serentak di dua lokasi strategis: Kantor Pusat PT Bank Jatim dan Gedung Negara Grahadi.
Aksi ini sebagai bentuk protes terhadap dugaan pembobolan dana nasabah hampir Rp700 miliar yang diduga melibatkan jajaran direksi dan komisaris Bank Jatim.
Menurut Jaka Jatim, kasus pembobolan senilai Rp569,4 miliar dan Rp119 miliar pada 2024 bukanlah murni kelalaian, melainkan skenario terencana dari oknum internal yang diduga kuat mendapat restu dari pucuk pimpinan bank.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Sebagai pemegang saham pengendali, Pemerintah Provinsi Jawa Timur dinilai gagal melakukan evaluasi dan pengawasan.
“Kalau gubernur diam saja, jangan-jangan terlibat. Kenapa tidak ada langkah tegas seperti pemecatan direksi atau komisaris?” tegas Musfiq, Koordinator Lapangan Jaka Jatim.
Dalam aksinya, massa menuntut pembongkaran tuntas aliran dana, penghentian praktik jual-beli jabatan, serta pelaksanaan RUPS-Luar Biasa untuk merombak manajemen Bank Jatim secara total.
Aksi demonstrasi ini mendapat pengawalan ketat dari aparat keamanan. Para demonstran berjanji akan terus mengawal kasus ini hingga tuntas dan tidak segan melaporkan ke penegak hukum jika tidak ada tindak lanjut dari Pemprov Jatim.
Tuntutan Jaka Jatim:
1. Bongkar kerugian negara sebesar Rp569,4 miliar dan Rp119 miliar.
2. Proses hukum direksi, komisaris, dan pejabat Pemprov Jatim yang terlibat.
3. Hentikan jual-beli jabatan di tubuh Bank Jatim.
4. Pecat seluruh kepala cabang dan jajaran direksi/komisaris.
5. Tuntut sikap aktif Gubernur Jatim dalam menindaklanjuti kasus ini.
6. Usut tuntas dugaan pencucian uang hampir Rp1 triliun.
7. Jika tidak ada tindakan, kasus ini akan dilaporkan ke lembaga penegak hukum.