Disorot Gagal Kelola SPBU, PT WUS Sumenep Terancam Tak Dapat Suntikan Modal 

- Publisher

Rabu, 16 April 2025 - 11:32 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

SUMENEP – Proposal penyertaan modal dari PT Wirausaha Sumekar (WUS) hingga saat ini belum mendapat persetujuan dari Panitia Khusus (Pansus) II DPRD Sumenep. Rabu (16/4).

Perusahaan daerah milik Pemkab Sumenep ini dianggap belum menunjukkan kinerja yang layak didukung dengan tambahan anggaran, apalagi setelah tidak memberikan kontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) tahun sebelumnya.

Anggota Pansus II, Juhari, menyatakan bahwa pembahasan terkait penyertaan modal PT WUS masih berjalan dalam rangkaian Rancangan Peraturan Daerah (Raperda).

Namun hingga kini belum ada keputusan final karena masih banyak hal yang perlu dikritisi.

“Itu masih dalam pembahasan. Pansus II tidak harus serta merta menyetujui penyertaan modal tersebut,” ujar Juhari, Selasa (15/4/2025).

Salah satu sorotan utama adalah lemahnya pengelolaan SPBU yang dijalankan oleh PT WUS. Menurut Juhari, usaha di bidang bahan bakar seharusnya tidak mungkin merugi, karena sudah memiliki harga pokok dan margin keuntungan yang jelas.

Baca Juga :  HMI Nilai Banjir Sumenep Akibat Kerusakan Lingkungan, Bukan Sekadar Hujan Deras

“Itu tidak layak kalau dikatakan rugi, sedikit banyak barang yang keluar seharusnya terbayar. Setiap liter bahkan setiap mili saja itu sudah ada harga pokok dan hasil,” paparnya.

Tak hanya itu, Juhari juga mempertanyakan kepemilikan saham sebesar 99 persen yang dinilai belum dimaksimalkan. Ia meminta manajemen menyampaikan rencana usaha secara menyeluruh dan transparan di hadapan dewan.

“Jangan setengah-setengah, memaparkan di dewan ini harus komprehensif agar DPRD tidak ragu untuk menyetujui,” tegasnya.

Baca Juga :  Gugat Raperda Penyertaan Modal PT WUS, APMS Desak Pansus DPRD Sumenep Transparan dan Libatkan Publik

Di sisi lain, Juhari mengingatkan agar pengeluaran operasional perusahaan disesuaikan dengan pendapatan. Ia menolak pola pengelolaan anggaran yang boros dan tidak berimbang.

“Jika hasil usahanya Rp1 miliar, maka biaya operasionalnya minimal Rp300 juta. Bukan malah hasil usaha Rp1 miliar, biaya operasionalnya Rp1,2 miliar,” pungkasnya.

Follow WhatsApp Channel timesin.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

HMI Cabang Malang Tampilkan Wajah Baru Lewat LPP
Dua Anggota Polsek Guluk-Guluk Raih Kenaikan Pangkat di Hari Bhayangkara
Rp7 Triliun Dana Hibah Jatim Diduga Bocor, KPK Diminta Bertindak Tegas
Carut Marut Pengelolaan DD-ADD, Aktivis  Minta DPMD Sumenep Evaluasi Kinerja Kepala Desa
Silat Bersatu di HUT Bhayangkara ke-79 Salatiga, Tanda Damai Budaya
Mahasiswa Kritisi Sistem Perkuliahan yang Membunuh Idealisme
Dugaan Korupsi dan Rekayasa Pembiayaan di BPRS Dilaporkan ke Polisi
Aktivis Desak Polisi Periksa Dirut RSUD Moh. Anwar Terkait Dugaan Korupsi Dana BLUD

Berita Terkait

Kamis, 3 Juli 2025 - 18:09 WIB

HMI Cabang Malang Tampilkan Wajah Baru Lewat LPP

Kamis, 3 Juli 2025 - 16:58 WIB

Dua Anggota Polsek Guluk-Guluk Raih Kenaikan Pangkat di Hari Bhayangkara

Kamis, 3 Juli 2025 - 15:31 WIB

Rp7 Triliun Dana Hibah Jatim Diduga Bocor, KPK Diminta Bertindak Tegas

Kamis, 3 Juli 2025 - 15:06 WIB

Carut Marut Pengelolaan DD-ADD, Aktivis  Minta DPMD Sumenep Evaluasi Kinerja Kepala Desa

Rabu, 2 Juli 2025 - 17:19 WIB

Silat Bersatu di HUT Bhayangkara ke-79 Salatiga, Tanda Damai Budaya

Berita Terbaru

HMI Cabang Malang, MD KAHMI Kota Malang, Badko HMI Jawa Timur Bersama peserta Training Raya 2025.

News

HMI Cabang Malang Tampilkan Wajah Baru Lewat LPP

Kamis, 3 Jul 2025 - 18:09 WIB

You cannot copy content of this page